Liputan6.com, Jakarta - Kuliner Betawi belum jadi tuan rumah di wilayah sendiri. Fenomena inilah yang jadi dasar penggerak Akademi Kuliner Betawi (AKB). Ketua Akademi Kuliner Betawi Fadjriah Nurdiarsih mengatakan, yayasan ini bermaksud membantu pengusana kuliner Betawi agar lebih berdaya guna.
"Supaya kuliner (Betawi) juga lebih mendunia. Kita ingin secara ekonomi para pengusaha Betawi bisa lebih meningkat lagi," kata perempuan akrab disapa Mpok Iyah tersebut pada Liputan6.com di Jakarta, Kamis, 21 November 2019. Salah satu caranya, yakni dengan pemberian kredit mudah.
Selain itu, ada pula catatan resep dan pewarisan kuliner yang jelas. Selama ini, Mpok Iyah menilai bahwa riset, pengembangan, dan pemasaran dari ragam kuliner asli Jakarta berjalan sendiri-sendiri.
Advertisement
Baca Juga
"Harusnya ada asosiasi pengusaha biar ada yang memperjuangkan dan industrinya bisa jalan. Sejauh ini yang saya tahu ada asosiasi pengusaha bir pletok," tambahnya.
Padahal, menurut dia, kuliner Betawi bisa lebih dikreasikan lagi agar tidak monoton dan memberi pilihan lebih banyak pada pembeli. Karenanya, perlu ada riset khusus. "Misal, bisa saja kita bikin kerak telor keju, kerak telor bumbu barbeque," imbuhnya.
Telah secara resmi mengudara, AKB berencana menggagas wisata budaya, cooking class, dan event guna promosi. Juga, melakukan pendataan resep yang asli dan menyebarluaskan mana saja tempat makan enak di Jakarta.
Pemeberdayaan yang dilakukan pada pelaku bisnis kuliner asli Jakarta secara otomatis kemudian memberi efek domino pada langgengnya eksistensi sajian khas Betawi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tercatat Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta menyebut, sekarang sudah ada 18 kuliner asli Jakarta yang telah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
"Tapi, PR kami sebenarnya masih banyak karena jumlah kuliner Betawi ada 300-400 makanan," kata perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Puji, saat launching Akademi Kuliner Betawi (AKB) di SMK 57 Jakarta Selatan, Kamis, 21 November 2019.
Ke-18 kuliner itu rencananya akan didokumentasikan dengan lebih lengkap dan segera dipublikasikan ke masyarakat. "Cita-citanya kami mau rumah makan, tempat makan jenis lain, bahkan hotel nantinya bakal menyajikan makanan Betawi," tuturnya.
Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)Â Oneng Setya Harini menambahkan, gado-gado Jakarta sudah jadi salah satu makanan Indonesia yang akan dipromosikan, termasuk ke luar negeri.
Sementara bersama sajian Betawi lain, yakni asinan, kue lumpur, dan es bir pletok, gado-gado Jakarta sudah masuk dalam daftar 30 ikon kuliner tradisional Indonesia.
Advertisement