Liputan6.com, Jakarta - Beragam jenis event yang terselenggara di Tanah Air saat ini sangat berpotensi untuk mendatangkan wisatawan tak hanya dari dalam, tetapi juga luar negeri. Satu di antaranya yang dapat mendongkrak wisata event adalah festival musik yang menjadi muara pertemuan para pecinta musik multi-genre seperti Synchronize Fest.
"Synchronize Fest jadi wadah musik Indonesia dan memang diarahkan lebih kepada apa yang terjadi di industri musik era 50-an hingga sekarang," kata Rizky Aulia selaku Direktur Program Synchronize Fest saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 22 November 2019.
Rizky menambahkan, festival musik yang digarapnya menargetkan seluruh peminat musik dari segala usia. Namun, berdasarkan empat tahun penyelenggaraan, Synchronize Fest didatangi mayoritas mereka yang berusia 18--30 tahun.
Advertisement
Baca Juga
"Penontonnya dari dalam negeri, dan beberapa penonton juga datang dari luar negeri," lanjut pria yang juga akrab disapa Ucup ini.
Meski didominasi oleh penonton dalam negeri, Ucup melanjutkan, minat penonton luar negeri seperti dari Asia Tenggara juga mulai terlihat. Hal tersebut berdasarkan penambahan penonton asing sebesar 10--20 persen sejak Synchronize Fest pertama kali digelar pada 2016 lalu.
Kehadiran para penonton luar negeri ke festival ini tampak dari beberapa negara di Asia Tenggara, sebut saja dari Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand.
"Sebenarnya memang Synchronize Fest menyasar penonton lokal. Saat berhasil grab di luar itu memang sebuah bonus buat kita, berarti industri musik Indonesia dicari," lanjut Ucup.
Ia juga mengatakan, promosi akan terus dilakukan untuk penyelenggaraan Synchronize Fest. Hal tersebut tampak dari publikasi, baik melalui situs resmi festival ini sekaligus memanfaatkan kekuatan media sosial seperti Instagram.
"(Ke depannya) pasti kita pertahankan hal yang baik dan akan menambah untuk melanjutkan campaign sosial dan isu tentang lingkungan di Synchronize Fest," tutup Ucup.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menilik dari Sisi Kuliner
Selain musik, promosi akan potensi pariwisata Indonesia juga dapat diupayakan melalui cara lain. Salah satunya lewat festival kuliner seperti yang dilaksanakan pionir layanan pesan-antar makanan berbasis online, GoFood melalui Jakarta Culinary Feastival.
"Tiga tahun terakhir ini kita bekerja sama dengan Ismaya yang punya event tahunan namanya Jakarta Culinary Feastival. Kita kolaborasi dari sisi GoFood mau memperkenalkan kuliner UMKM berdasarkan transaksi di GoFood yang banyak peminatnya," kata Marsela Renata, Senior Marketing Manager GoFood kepada Liputan6.com di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis, 21 November 2019.
Lewat festival kuliner ini, Marsela menyebut, pihaknya membawa 20 hingga 25 pilihan kuliner UMKM ke Jakarta Culinary Feastival agar konsumen bisa merasakan makanan yang paling hits di GoFood di satu tempat. Sajian terfavorit ini memiliki beberapa kriteria seperti transaksi, rating, san situasi.
"Kita berkomitmen memberi yang terbaik untuk konsumen dan merchant dan berusaha meningkatkan skala bisnis merchant kita, salah satunya lewat event seperti offline event, culinary event yang sudah ada atau create something," lanjut Marsela.
Inovasi dari sisi teknologi, kreativitas offline event merupakan hal yang paling dinantikan partner GoFood. Bicara soal keuntungan dari kedua belah pihak yakni konsumen dan merchant. Banyak orang yang suka makan dan GoFood hadir memberi makanan yang baru, enak, menarik, dan hits.
"Adanya support GoFood memberi dorongan kepercayaan diri pada merchant baik dari sisi transaksi dan visibility. Ada juga komunitas GoFood partner ada ribuan merchant yang bergabung yang saling mendukung satu sama lain," jelas Marsela.
Ia melanjutkan, Jakarta Culinary Feastival memang menyasar para pecinta kuliner dari segala kalangan, dari kelas atas hingga kelas menengah. "Karena event Ismaya membawa chef internasional yang based-nya tidak di Indonesia yang dibawa ke sini. Minat yang datang juga tinggi," katanya.
Advertisement