Sukses

Jadi Staf Khusus Presiden, Belva Devara Bagikan Tips Dapatkan Gelar Ganda

Belva Devara kerap memberikan berbagai tips yang sangat inspiratif dan bermanfaat bagi generasi muda.

Liputan6.com, Jakarta - Adamas Belva Syah Devara atau biasa dikenal dengan nama Belva Devara termasuk salah satu staf khusus (stafsus) Presiden Joko Widodo yang baru saja dilantik.

Pria kelahiran Jakarta, 30 Mei 1990 ini merupakan co-founder dan CEO dari startup yang bergerak di bidang pendidikan (edutech) Ruangguru. Ia membentuk perusahaan bersama sahabatnya, Iman Usman.

Belva yang dilantik bersama stafsus lainnya di Istana Merdeka Jakarta, pada 12 November 2019, memang dikenal punya prestasi gemilang.  Ia termasuk salah satu dari 30 pengusaha muda berusia di bawah 30 tahun paling berpengaruh di Asia versi majalah Forbes.

Selain itu, di usianya yang baru menginjak 29 tahun, ia sudah memiliki gelar ganda dari pendidikan masternya di Stanford University dan Harvard University. Di Stanford, Belva mengambil gelar master administrasi bisnis, sementara di Harvard mengambil gelar master administrasi publik.

Di akun Instagram pribadinya, pria kelahiran 30 Mei 1990 ini kerap memberikan berbagai tips mengenai pendidikan yang sangat inspiratif dan bermanfaat bagi generasi muda. Salah satunya, mengenai tips untuk bisa mendapatkan gelar ganda dari dua universitas bergengsi di dunia seperti dirinya.

Dalam tulisan berjudul, "Gimana caranya kuliah di Harvard dan Stanford sekaligus?," Belva menceritakan usahanya untuk bisa menempuh pendidikan di Amerika Serikat (AS).

Tentunya usaha yang tak mudah bahkan bisa dibilang mustahil, karena Harvard dan Stanford letaknya berjauhan. Satu di ujung timur, satu lagi di ujung barat. Lalu bagaimana ia menjalani kuliahnya?

"Kuliahnya ganti2an per semester, bolak balik selama 3 tahun. Saya ambil tahun pertama di Stanford. Lalu tahun kedua semester pertama di Harvard, tahun kedua semester kedua di Stanford. Terakhir, tahun ketiga di Harvard. Kompleks ya? Intinya mesti pindahan rumah hampir tiap semester," tulis Belva dalam unggahan di Instagramnya pada 7 September 2019.

Pria yang sempat magang di Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) pada 2011 ini juga menjelaskan bagaimana ia bisa diterima di dua universitas tersebut.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Antara Harvard dan Stanford

Belva ternyata melamar ke kedua universitas tersebut secara terpisah. Kalau diterima di dua kampus tersebut, para mahasiswa bisa mengajukan email lanjutan ke kedua universitas untuk menggabungkan program studinya.

"Jadi yg tadinya masing2 2 tahun (jd 4 tahun total), bisa diperpendek jadi 3 tahun dengan diambil barengan," terangnya lagi.

Meski begitu, gelar ganda tidak tersedia di semua jurusan karena kombinasinya sudah ditentukan.

"Contoh saya ambil MBA (Bisnis) di Stanford dan MPA (Kebijakan Publik/Kepemerintahan) di Harvard karena sudah ada kerjasama di antara dua fakultas di dua universitas tersebut. Program lain misalnya gelar ganda hukum&bisnis, kedokteran&bisnis, dll," tulisnya lagi.

"Selain Harvard dan Stanford, banyak universitas lain juga yg berpartisipasi contohnya Princeton, Pennsylvania, Yale, Dartmouth, dll. Harus dicek satu per satu di website tiap universitas, program apa yang ada gelar ganda," sambung Belva.

Pemuda yang hobi berolahraga gym ini berpesan, jika ingin tembus di kedua universitas tersebut, tentu persiapannya pun tak main-main. Hal itu sudah harus diniatkan sejak jauh-jauh hari.

Belva akhirnya menyelesaikan studinya, pada 2016 dan ia kembali ke Tanah Air demi fokus membesarkan Ruangguru. Di balik segudang kesibukan, Belva selalu berusaha meluangkan waktu untuk menyalurkan hobinya, yaitu traveling.