Liputan6.com, Jakarta - Nama Jon Bon Jovi tentu sudah tak asing lagi bagi para penggemar musik, terutama musik rock. Ia dikenal lewat kiprahnya sebagai vokalis band Bon Jovi.
Ia juga sempat merilis album solo dan beberapa kali bermain film. Namun sepertinya, belum banyak yang tahu kalau musisi berusia 57 tahun ini juga konsisten melakukan sejumlah kebaikan bagi orang-orang yang membutuhkan.
Pada 2006, ia mendirikan The Jon Bon Jovi Soul Foundation yang bertujuan untuk mendukung upaya masyarakat untuk memutus siklus kemiskinan dan tunawisma.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu tindakan yang telah dilakukan yayasan tersebut adalah membuka JBJ Soul Kitchen, sebuah restoran komunitas di mana orang-orang yang membutuhkan makanan tidak diharuskan untuk membayar.
Dilansir dari CBS News pada 24 November 2019, restoran milik Jon Bon Jovi itu pertama dibuka pada Oktober 2011, di area Red Bank, New Jersey.
Sedangkan yang kedua dibuka pada 2016, di kawasan Toms River, sebuah daerah yang sangat terdampak oleh Badai Sandy pada 2012.
Kedua restoran ini didirikan untuk mengurangi kelaparan dengan cara yang bermartabat tanpa pandang bulu. Pelanggan yang membayar dan yang membutuhkan dipersilakan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pakai Bahan Organik
Tak ada harga pada menu, tapi mereka yang mampu untuk membayar dianjurkan untuk mendonasikan 20 dolar AS dan mereka yang tak mampu membayar bisa jadi relawan di restoran.
JBJ Soul Kitchen telah menyajikan lebih dari 105.893 makanan. Sebanyak 54 persen dari makanan itu dibayar dengan donasi dan sisa 46 persen diperoleh dari volunteer.
Pelanggan tidak diharuskan untuk memesan meja terlebih dahulu. Restoran ini beroperasi dengan prinsip first-come-first-served, namun orang-orang yang punya masalah finansial akan diprioritaskan.
JBJ Soul Kitchen memastikan makanan buatan mereka enak dan bergizi dengan menanam bahan bakunya sendiri secara organik di taman restoran.
Yang terbaru, pada Januari 2019, restoran milik Jon Bon Jovi itu menawarkan makanan gratis kepada pegawai pemerintah dan anggota keluarga yang terkena dampak penggusuran oleh pemerintah.
Advertisement