Sukses

Trik Tidak Lebay Pakai Aksesori ala Istri Nadiem Makarim

"Jangan sampai balapan (aksesori dengan busana) dan malah buat orang bingung mau lihat yang mana," tutur Franka Franklin, istri Mendikbud Nadiem Makarim.

Liputan6.com, Jakarta - Berkecimpung di dunia bisnis perhiasan bersama Happy Salma dan Dewi Sri Luce Rusna, Franka Franklin punya trik tersendiri dalam memadankan akesori supaya tak tampak lebay dan tetap merepresentasi kepribadiannya.

"Aku sebetulnya tidak punya trik yang bagaimana banget, yang spesifik tidak ada," katanya di acara pembukaan pameran "Tulola Merayakan Nusantara" di kawasan Darmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat, 22 November 2019.

Namun, istri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim ini menyebut, penyesuaian dengan pakaian jadi langkah awal dalam menentukan pemakaian aksesori, entah anting, kalung, maupun cincin.

"Misal, pakaiannya yang mau ditonjolkan, aksesorinya harus complementary. Jangan sampai balapan dan malah buat orang bingung mau lihat yang mana. Kalau anting detailnya sudah macam-macam, menurutku tidak perlu lagi pakai kalung," tuturnya.

Perempuan yang memegang jabatan sebagai business development di label perhiasan lokal, Tulola, tersebut mengatakan, dirinya paling sering pakai anting sebagai akesori padanan.

"Kalung itu occasionally. Tergantung mood. Apalagi, kalung Tulola kan cenderung besar-besar. Kalau dipakai daily kadang kurang cocok. Makanya aku pakai cuma ke acara-acara tertentu," tambah Franka Franklin.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pilih Aksesori yang Dipakai Nadiem Makarim?

Saat ditanya soal pemilihan akesori Nadiem Makarim, Franka Franklin mengatakan, sang suami biasa memilih sendiri. "Apalagi, bisa dilihat sendiri, Nadiem orangnya simpel banget. Kayaknya aksesori bukan pertimbangan utama," katanya.

Kendati tak sampai memilihkan mana yang harus dipakai Nadiem, Franka menuturkan, sebagai suami-istri, mereka acap kali memberi masukan pada tampilan masing-masing. "Kasih input dan feedback pasti," sambungnya.

Label perhiasan yang digawangi Franka bersama dua sahabat, Happy Salma dan Dewi Sri Luce Rasna, sendiri dikenal lewat desain komunal dengan sentuhan kontemporer. "Dengan kata lain, tradisi nenek moyang dibungkus jadi sesuatu yang modern," tutur Franka.

Mengemas kembali warisan leluhur dalam wajah lebih modern merupakan upaya melestarikan sekaligus menghargai apa yang sudah dimiliki.Â