Sukses

Bagi Artika Sari Devi, Tiap Keluarga Punya Ukuran Kebahagiaan Tersendiri

Artika Sari Devi dipilih Good Time sebagai Brand Ambassador. Ia dinilai sosok yang bisa menginspirasi keluarga lain.

Liputan6.com, Jakarta - Artika Sari Devi dipilih menjadi Brand Ambassador Good Time, yang merupakan pelopor dan pemimpin pasar segmen kukis chochochip di Indonesia. Artika dinilai karena punya banyak kesibukan, tapi tetap menjadi ibu rumah tangga yang sangat terlibat, kreatif, dan cerdas dalam merawat keluarga, khususnya dengan dua anaknya.

"Lewat media sosial, Artika juga memberikan berbagai tips dan trik untuk menambah wawasan bagi followers-nya. Keluarga Artika bisa jadi role model bagi keluarga lain," ujar Marketing Director Arnott's Indonesia, Marieska Widhiana, saat peluncuran gerakan #BedaKeluargaBedaCerita di Rumah Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Rabu, 27 November 2019.

Bagi Artika, suatu kehormatan dirinya dipilih sebagai Brand Ambassador dan menjadi bagian dari gerakan #BedaKeluargaBedaCerita yang luncurkan Good Time Indonesia.

"Setiap keluarga memiliki keunikan dan cerita yang berbeda dengan keluarga lain. Jadi, saya mensyukuri apa yang ada dalam keluarga saya," kata Artika.

Artika menambahkan, setiap keluarga punya ukuran kebahagiaan masing-masing. Oleh karena itu, ia selalu membuang jauh kebiasaan untuk membanding-bandingkan keluarga orang lain yang ada di media sosial.

"Saya selalu mensykuri sekecil apapun yang saya miliki," tegas Artika Sari Devi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Beda Keluarga, Beda Cerita

Sementara itu, terkait gerakan #BedaKeluargaBedaCerita, Marieska Widhiana mengatakan gerakan tersebut akan dilakukan lewat media sosial.

"Media sosial digunakan untuk membagi tentang kehangatan keluarga agar bisa menginspirasi keluarga lain. Kami ingin tiap keluarga bisa sharing tentang hal-hal yang bersifat kebaikan, tanpa membandingkan dengan keluarga lain," papar Marieska.

Hadir dalam kesempatan itu selebritas Agatha Suci. Sebagai orangtua yang memiliki dua anak yang berkebutuhan khusus, ia sebisa mungkin meluangkan waktu bersama anak, seperti memasak.

"Dua anak saya berkebutuhan khusus, tapi saya selalu bersyukur karena mendapat dukungan dari keluarga saya, termasuk juga dukungan dari suami," ujar Agatha.

Psikolog Roslina Verauli yang hadir dalam acara itu mengungkapkan, era digital membuat orang makin memiliki gejala takut ketinggalan sehingga orang kehilangan otentisitasnya.

"Kita kehilangan menjadi real, seperti diri kita dan keluarga kita apa adanya. Padahal, setiap keluarga mempunyai struktur yang unik. Jadi, gerakan #BedaKeluargaBedaCerita merayakan kebersamaan sebagai satu keluarga dengan ceritanya sendiri," kata Roslina.

Â