Liputan6.com, Jakarta - Mulai dari cara perkenalan sampai utang demi utang yang terkuak di balik gaya hidup mewah Azura Luna Mangunhardjono, semua sudah dibahas pada artikel bagian pertama dan kedua. Pada salah satunya tertulis sosialita Hong Kong asal Indonesia ini berurusan dengan kepolisian Los Angeles.
Nyatanya, berdasarkan laporan South China Morning Post, Rabu (4/12/2019), lewat pencarian di internet Laurent menemukan laporan yang ditujukan pada kepolisian Hong Kong.
"Polisi menerima sebuah laporan dari lelaki asing berusia 46 tahun pada 11 Juni (2019) bahwa ia sudah membayar 350 ribu dolar Hong Kong (Rp631 juta) pada perempuan asing untuk membeli sejumlah tas tangan," terang Laurent.
Advertisement
Baca Juga
Laporan yang sudah masuk penyelidikan ini belum berujung penangkapan, lantaran masih terus didalami. Sementara, setelah penangkapan si sosialita pada November 2018, Jason sempat mengajaknya pergi sebentar ke London.
"Saya ingat, ia (Azura) mengatakan malah lebih ingin di hotel ketimbang menetap di salah satu rumahnya yang diklaim berada di London," kata Jason. Ia menambahkan, rumah itu sempat dideskripsikan punya 10 sampai 15 ruangan, di mana sebuah mobil mewah yang sempat dilihat Jason lewat foto disebutkan berada.
"Saya minta diperlihatkan (mobil) dan Azura sudah menyanggupi. Tapi, sampai sekarang saya belum pernah melihat mobil itu secara langsung," tutur Jason. Ia tak bisa menampik bahwa Azura sangat pandai, terlebih soal memanfaatkan kelemahan orang lain.
"Kelemahan saya saat itu adalah tdak mau sendiri karena saya baru berpisah dari mantan istri saya," ujarnya. Terbuai, Jason mengatakan, sang sosialita sempat membujuknya memindahkan beberapa aset dengan dalih melindungi harta dari mantan istri.
"Ia mengatakan, ia akan menggunakan aset-aset saya untuk membeli properti di Bali dan berlian, semua di bawah nama saya," ceritanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cerita Masa Kecil
Orang lain mengaku jadi korban penipuan oleh Azura adalah Abdul, pemilik agensi penyewaan rumah mewah. Di Ripoff Report pada musim semi tahun ini, Abdul menambah 39 ribu euro atau Rp610 juta ke daftar dugaan penipuan oleh Azura.
Abdul mengatakan, Azura menyewa sebuah apartemen dari perusahan miliknya selama empat hari pada Maret. Kesannya bertemu dengan Azura adalah sangat easy going dan sang sosialita sempat mengatakan hendak melakukan investasi di Paris.
Azura sendiri dilaporkan berada di Paris pada Januari 2019 dan Jason sempat menemuinya di sana. "Kami memulai kembali hubungan kami dan saya membiarkan diri saya berpikir bahwa semua kejadian hanya salah paham belaka," Jason mengakui.
Sebelumya, Jason sudah lebih dulu berkomunikasi lewat video call dengan Azura. "Saya ingat di sana ada ART bernama Sunita yang diakui Azura sudah bekerja dengan keluarganya selama 40 tahun," kata Jason.
Hubungan mereka pun kembali, Jason melupakan insiden Los Angeles dan semua laporan yang dibaca di Ripoff Report. Sampai pada suatu momen, Sunita menjelaskan pada Jason bahwa ia baru kenal Azura beberapa minggu lalu.
"Sunita meninggalkan pekerjaan lamanya setelah Azura menyainkan bekerja untuknya. Mereka pergi ke apartemen dan tinggal di sana selama seminggu sebelum diusir pergi," kata Jason.
Mereka menemukan tempat kedua, di mana Jason sempat datang, dan dideskripsikannya sebagai apartemen cantik dengan empat kamar tidur. Di sela momen tersebut, Jason sempat bertanya soal Ripoff Report dan Azura mengatakan laman itu sebagai hoax belaka.
"Saya ingat Sunita sampai menyuruh saya lari dan memperingatkan bahwa semua ini hanya kebohongan," tuturnya.
Sementara, Azura dengan santainya mengatakan, ia baru pulang dari Luanda di Angola. Ia mengaku terlibat organisasi penggalangan dana dan pergelangan kakinya belum lama ini patah.
Azura dengan tegas mengatakan, ia tak berutang pada siapapun. Semua tagihan yang ditujukan hanya salah paham. Misal, perusahaan tempat tinggalnya di Hong Kong dikatakan tak menerima cek yang dtuliskan Azura untuk membayar sewa.
"Azura juga sempat mengatakan, pelayan di rumah Hong Kong mencuri darinya. Kemudian sembari menangis ia bercerita, ia kehilangan kedua orangtua di usia 11 tahun," kata Jason.
Berdasarkan pernyataan Azura kedua orangtuanya adalah pejuang kemanusiaan dan meninggal di Timur Tengah karena tembakan. "Ibu saya berasal dari Gujarat, India, sedangkan ayah saya adalah blasteran Tionghoa-Belanda-Indonesia," ceritanya.
Mereka, sebagimana dituturkan Azura bertemu di Madrid saat ibunya bekerja di Museum Prado dan sang ayah bepergian ketika tengah sekolah di Jerman.
Advertisement
Mengaku Tak Pernah Tinggal di Indonesia
"Saya lahir di Jeman. Saya tidak pernah tinggal di Indonesia, kecuali Bali bersama mantan suami saya," kata Jason menirukan ucapan Azura. Ia melanjutkan, masa kecilnya menjelajah beberapa negara, termasuk Afrika Selatan, Botswana, Mali, Eropa, dan beberapa wilayah Asia.
Azura mengatakan, ia belajar Bahasa Arab di Mesir dan Sanskrit di India. "Ayah saya bekerja dengan orang-orang dari banyak tempat. Jadi, saya tumbuh besar di kemah-kemah pengungsian, savana, hutan, istana, hotel bintang lima," sambung Jason masih menceritakan pengakuan Azura.
Ia kemudian bertemu mantan suaminya, Brad Kirk, di Grand Hyatt Jakarta. Kala itu, aku Azura, ia sedang membantu orang-orang yang tinggal di dekat sungai dan sering terkena banjir. Ia menikah dengan Brad di pertengahan usia 20-an.
"Saya jatuh cinta dengan Brad pada pandangan pertama. Saya kemudian jadi ibu dari dua anaknya," Jason menirukan cerita Azura. Azura mengaku pindah ke Hong Kong beberapa saat setelah menikah, tapi menolak pernah memperkenalkan diri sebagai bangsawan asal Indonesia.
"Saya selalu mengatakan pada orang lain bahwa saya miskin, hanya dari keluarga petani. Alasan saya meniggalkan Hong Kong adalah ada oknum membuat profil Tinder palsu dan membuat lelaki banyak mengetuk pintu saya," tambahnya.
Beberapa anggota Ripoff Report yang membuat grup percakapan mengatakan, Azura kali terakhir terlacak di Florence, Italia, dan ia meninggalkan kota tanpa membayar tagihan di Hotel Continentale dan Borgo Dolci Colline.
Juga, dilaporkan ia sempat mengirim pesan pada seseorang berisi foto boarding pass first class dari New York ke Hong Kong. Kendati awalnya tak percaya, Diane mencoba mengajak Azura bertemu di Hong Kong.
Pertama, Azura janji menemui Diane di Captain’s Bar, Mandarin Oriental hotel, tapi kemudian mengubahnya ke Starbucks di Citibank Tower. Sepuluh menit sebelum waku janjian, Azura sudah tiba mengenakan kemeja putih oversized, tas belanja Net-a-Porter super besar, dan tas Valentino di tangan kirinya.
Percakapan yang terjadi di antara mereka hanya seputar penyangkalan. Azura mengaku tengah hamil bayi kembar dengan usia kanduangan lima bulan. Tangannya, sebagaimana dideskripsikan Diane, terus gemetar.
Keesokan hari, Azura diketahui sudah berada di Paris dan menginap di Le Bristol Hotel. Pesan yang dikirimkan ke nomor WhatsApp Azura tak terkirim, entah sedang berada di penerbangan atau mengganti SIM card.
Belum ada laporan lebih lanjut langkah apa yang bakal dilakukan orang-orang mengklaim diri sebagai korban diduga dilakukan Azura. Tapi, setelah kembali ke Hong Kong, status Whatsapp Azura berubah jadi 'Bersiap untuk Perang'.