Sukses

2 Orang Indonesia Masuk Daftar Sosok Paling Dermawan di Asia

Para miliarder Asia, termasuk dari Indonesia, sebagian besar memberikan sumbangan untuk bidang pendidikan dan kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta - Media bisnis ternama Forbes baru saja merilis daftar orang paling dermawan di Asia. Daftar bertajuk '13th Heroes of Philanthrophy' ini menyorot sosok yang menyumbangkan hartanya untuk tujuan baik.

Para sosok berikut mendapat predikat orang paling dermawan ini menyumbangkan hartanya lewat cara masing-masing. Banyak yang menyumbang melalui yayasan, atau dengan memberikan barang seni bernilai tinggi, sampai ginjalnya.

Dua pebisnis Indonesia ternyata masuk dalam deretan orang paling dermawan di Asia.  Dilansir dari laman Forbes, Rabu 4 Desember 2019, daftar '13th Heroes of Philanthropy' diisi 30 orang dari kalangan miliarder, pebisnis, dan selebriti di kawasan Asia Pasifik.

Miliarder India, Azim Premji, didapuk sebagai orang kaya yang paling dermawan. Dia mendonasikan saham Wipro senilai 7,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp107,19 triliun untuk yayasan pendidikan.

Yayasan ini bekerja sama dengan 200 ribu sekolah umum India untuk melatih para guru dan menyediakan kurikulum pendidikan yang lebih baik. Total sumbangan yang diberikan Azim sepanjang hidupnya adalah 21 miliar dolar AS atau sekitar Rp296,21 triliun.

Selain itu, ada juga Jack Ma yang baru saja mendapatkan penghargaan Malcom S. Forbes Lifetime Achievement Award. Setelah mundur dari posisi ketua Alibaba, dia lebih banyak meluangkan waktu untuk kegiatan amal di bidang kesehatan, perawatan lansia, dan perlindungan hewan liar.

Lalu, siapa dua miliarder Indonesia yang masuk daftar “ pahlawan filantropi” alias orang paling dermawan di Asia?

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Belinda Tanoto dan Anderson Tanoto

Tanoto bersaudara ini memimpin yayasan keluarga bernama Tanoto Foundation. Pada 2019, yayasan ini menyumbang senilai 16,7 juta dolar AS atau sekitar Rp233,55 miliar atau naik 30 persen dari 2018.

Sumbangan ini fokus pada bidang pendidikan dari SD sampai perguruan tinggi. Sumbangan ini juga membantu menghambat stunting bagi anak-anak Indonesia.

Belinda (34) tercatat paling aktif di yayasan dan fokus kepada pengembangan anak-anak yang duduk di bangku SD. Tanoto Foundation sendiri sudah melatih 15 ribu guru dan memberikan beasiswa di 7.500 universitas.

Sementara itu, Anderson (30) dinilai sebagai pengusaha dermawan karena memberikan seperlima waktunya untuk pelatihan program kepimpinan dan memberikan dukungan kepada tujuan pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

3 dari 3 halaman

Theodore Rachmat

Theodore merupakan pendiri Triputra Group dan tercatat mendonasikan dana senilai hampir 5 juta dolar AS (Rp70,52 miliar) melalui yayasan amalnya, A&A Rachmat Compassionate Service Foundation. Yayasan ini bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, dan panti asuhan.

Yayasan tersebut dirilis oleh pria 76 tahun tersebut sejak 1999 sebagai dana beasiswa. Ada 21 ribu penerima sumbangan dan total kontribusi Rachmat mencapai 12,5 dolar AS juta (Rp176,31 miliar).

Untuk memastikan penerima bantuan tetap berada di sekolah dan belajar, yayasan ini juga menggelar program latihan tahunan untuk guru SD.

Pada 2005, yayasan ini memperluas bidangnya menjadi perawatan kesehatan dengan membangun klinik di daerah pedalaman. Klinik ini memungut biaya kurang dari 2 dolar AS atau sekitar Rp28 ribu untuk sekali kunjungan.