Liputan6.com, Jakarta - Bagaimana kalau tarian Betawi yang dikenal dengan kelugasan dan keriangannya dipadukan dengan tarian klasik seperti balet? Sepertinya akan sangat unik dan menarik.
Hal inilah yang akan diaplikasikan Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Tarian Betawi akan dipadukan dengan balet dalam Telisik Tari Ballet At Batavia yang digelar pada 6 Desember 2019 di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM),Jakarta Pusat.
Ketua Komite Tari DKJ, Yola Yulfianti mengatakan, program ini merupakan bentuk apresiasi DKJ terhadap keberagaman budaya di Indonesia, yang dalam hal ini berusaha diwujudkan dalam dunia tari.
Advertisement
Baca Juga
Program Telisik Tari Balet DKJ ini juga bertujuan untuk mengajak para seniman, khususnya seniman tari, untuk lebih mengenal dan mengetahui bagaimana tari balet masuk ke Indonesia.
Selain itu juga untuk memaparkan bagaimana peran tari balet terhadap perkembangan seni tari di Indonesia, tidak hanya pada tari modern melainkan juga pada tari tradisi dan kontemporer.
Dengan adanya program ini, diharapkan menjadi salah satu usaha untuk menggali untaian sejarah yang bisa bermanfaat bagi perkembangan kebudayaan di Indonesia, khususnya seni tari.
Ketua Komite Tari DKJ, Yola Yulfianti mengatakan, program ini merupakan bentuk apresiasi DKJ terhadap keberagaman budaya di Indonesia, yang dalam hal ini berusaha diwujudkan dalam dunia tari.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Penari Profesional dan Pelajar SMK
"Program ini membaurkan batas yang ada dalam budaya kita, sehingga bukan saja bisa memperkaya satu sama lain, antara balet dan Betawi, juga menghargai perbedaan yang ada di sekitar kita," terang Yola dalam rilis yang diterima Liputan6.com.
Sedangkan Atien Kisam, selaku penari dan koreografer betawi yang terlibat, mengaku gembira dengan program ini. "Ini bisa jadi pintu masuk mengenalkan budaya betawi untuk anak muda," ucapnya.
Tarian-tarian tersebut akan dibawakan oleh para penari balet profesional dan pelajar SMKN 57, sebuah sekolah kejuruan yang khusus untuk mempelajari tarian. Selain itu, juga diadakan lecture performance yang akan disampaikan oleh Rusdy Rukmarata dan Aiko Senosoenoto.
Sebelum pertunjukan tari juga akan digelar sebuah diskusi bertajuk “Mengapa ada Balet di Indonesia” yang menghadirkan pembicara seperti Bambang Bujono, Sonya Indriati Sondakh, Ardianti Permata Ayu dan keynote speaker Julianti Parani. Acara diskusi diadakan di Gedung Serbaguna Pasca Sarjana lantai 1, Institut Kesenian Jakarta, TIM.
Advertisement