Sukses

Wajah Pantai Talise Setahun Usai Dihantam Gempa dan Tsunami Palu

Pantai Talise sebelum diterjang gempa dan tsunami adalah pusat keramaian dan salah satu tempat wisata andalan di Kota Palu.

Liputan6.com, Jakarta -  Pantai Talise menjadi salah satu lokasi yang terdampak paling parah akibat gempa dan tsunami di Palu pada 28 September 2019. Mayoritas korban adalah panitia dan calon pengunjung acara Festival Palu Nomoni 2018 yang menjadi acara tahunan di sana. Meski sudah setahun lebih berlalu, jejak kehancurannya masih tersisa di sana.

Anjungan yang pernah berdiri megah masih dibiarkan retak-retak. Patung kuda yang berdiri menghadap laut juga terlihat bocel, kurang gagah. Sementara di lahan bekas kios, berjejer kafe yang sebenarnya lebih layak disebut warung tenda dengan terpal biru. Warung tenda dari rangka kayu itu biasanya dibuka mulai sore hari.

Tak banyak pepohonan ditanam di sepanjang Pantai Talise. Kalau pun ada, akar pohonnya tak terlihat lagi lantaran terendam air laut. Menurut sopir yang mengantar rombongan kami pada 21 November 2019, itu tanda penurunan tanah ikut menurun sebagai dampak bencana alam dahsyat setahun lalu.

"Dulu batas pinggir pantainya masih ke depan lagi," ujarnya.

Mobil yang mengantar kami kemudian diparkir depan bekas stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik Pertamina. Tak ada lagi kegiatan ekonomi di sana, malah lahan yang menganggur dimanfaatkan warga setempat untuk membuat perahu tradisional.

Kami datang sekitar pukul 16.30 WITA. Beberapa remaja memanfaatkan waktu itu untuk bercakap-cakap di atas puing bekas pondasi bangunan yang rubuh. Lainnya seperti kami, berwisata singkat melihat kondisi Pantai Talise yang masih cantik tapi tak lagi tertata dan agak kotor.

 

 

 

Di seberang SPBU itu berdiri Masjid Arqam Bab Al Rahman atau lebih dikenal sebagai Masjid Apung Palu. Tak ada lagi jembatan yang menjadi akses ke bangunan ibadah umat Islam itu. Seluruhnya runtuh, tenggelam ke dalam laut.

Meski begitu, pengunjung masih bisa melihat bagian utama masjid yang juga sebagian tenggelam di dalam air. Ombak kencang menampar dinding bagian dalam masjid. Saat masih berdiri tegak, masjid itu menjadi kebanggaan warga Palu.

Meski sudah tak bisa lagi digunakan, masjid tersebut tetap menarik perhatian. Banyak pula yang memanfaatkannya sebagai latar foto mereka. Kamera beberapa kali merekam gambar hingga dapat kualitas yang paling memuaskan. 

Atau, masjid lah yang menjadi objek utama. Tampilannya menjadi dramatis nan elok lantaran di belakangnya, langit biru bersih mendampingi sore itu. 

Sekitar 500 meter dari Masjid itu berdiri tonggak beton yang dahulunya adalah pancang bagi Jembatan Kuning. Jembatan yang juga menjadi ikon Kota Palu itu ikut roboh gara-gara tak kuat menahan guncangan gempa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Intaian Copet dan Jajanan Pentol

Pantai Talise rupanya belum pulih seperti semula. Dalam kondisi seperti itu, ada saja yang memanfaatkan kesempatan, baik dalam maksud positif maupun negatif.

Salah satunya adalah keberadaan penjual jajanan pentol yang menggunakan gerobak. Pasangan suami istri yang mengaku dari Jawa Timur itu mengaku belum lama berjualan di sekitar Pantai Talise.

Jualannya terdiri dari bakso isi telur, telur goreng, dan goreng-gorengan lainnya. Untuk ukuran penjual gerobak sederhana, pasangan itu terbilang bersih. Harganya juga sangat masuk akal, antara Rp1.000--Rp2.000 per buah.

Disajikan panas-panas, jajanan itu cukup menyelamatkan perut yang kelaparan saat menikmati indahnya Pantai Talise. Tapi, hati-hati dengan intaian copet.

Meski tak sampai ada yang kehilangan sesuatu, ada saja yang berniat tidak baik. Seorang lelaki yang berlagak menjadi tukang parkir dadakan sempat mengintai bawaan salah satu anggota rombongan. 

"Katanya dia baru keluar dari penjara," kata sopir yang mengantar kami. 

Asisten I Sekda Pemerintah Provinsi Palu M. Faizal berharap pariwisata di Kota Palu kembali pulih. Dalam kesempatan beberapa waktu lalu, ia berharap agar ada selebritas yang mau datang untuk mempercepat proses pemulihan kondisi di sana.

"Siapa tahu Mbak Anggun berkenan untuk datang ke sini supaya bisa berikan semangat, terutama bagi anak-anak kecil. Mereka butuh sentuhan semangat sehingga kedatangannya bisa beri keceriaan," ujarnya yang saat itu menerima rombongan dari P&G.