Liputan6.com, Jakarta Memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember 2019, Rexona brand Unilever Indonesia meluncurkan kampanye ‘Gerak Tak Terbatas’ yang bertujuan untuk mendukung masyarakat khususnya para penyandang disabilitas, untuk selalu aktif gerak.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, 35 persen masyarakat Indonesia kurang bergerak dan angka itu naik dari yang sebelumnya hanya 25 persen. Hal itu dikarenakan kemajuan zaman yang membuat seseorang malas bergerak.
Baca Juga
“Dengan kemajuan teknologi saat ini, masyarakat lebih dimudahkan untuk menjalankan aktivitasnya. Mulai dari memesan makanan sampai bermain gadget. Maka dari itu, kita harus terus membudayakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) untuk hidup lebih sehat,” ujar Dr. Kartini dari Kementerian Kesehatan saat peluncuran aplikasi Gerak 2.0 dari Rexona, Rabu (4/12/2019).
Advertisement
Personal Care Director, PT Unilever Indonesia Tbk, Ira Noviarti mengatakan Rexona sebagai brand deodorant ingin ajak masyarakat indonesia lebih aktif bergerak tanpa takut berkeringat.
“Dengan kampanye ini dengan adanya kampanye ini bisa menyadarkan masyarakat Indonesia pentingnya bergerak ‘Move More to Live More’. Intinya semakin banyak bergerak, maka hari-hari akan lebih hidup,” ujar Ira Noviarti.
Mengenai acara tersebut, lanjut Ira Rexona fokus untuk membantu para penyandang disabilitas agar bisa bergerak tanpa batasan. Nantinya, dengan adanya aplikasi Gerak 2.0 penyandang disabilitas dan masyarakat bisa terkoneksi, berkontribusi, dan berkolaborasi dalam bergerak aktif menggapai semua peluang.
Selain bekerjasama dengan Kementerian Indonesia, kampanye Gerak Tak Terbatas juga didukung oleh MRT Jakarta.
Head of Corporate Communication Department, PT MRT Jakarta mengatakan MRT Jakarta memiliki visi yang sama dengan Rexona, yaitu mendorong dan mengedukasi masyarakat Indonesia untuk aktif bergerak dalam aktivitas sehari-hari dengan menggunakan fasilitas umum.
“Kami mendukung kampanye ‘Gerak Tak Terbatas’ dari Rexona dan akan memastikan para penyandang disabilitas maupun non disabilitas dapat memperoleh manfaat yang optimal dari perjalanan saat menggunakan MRT Jakarta,” tutur Ahmad Pratomo.
Aplikasi Gerak 2.0
Mengenai aplikasi itu, Ira Noviarti melanjutkan bahwa terdapat beberapa menu yang bisa menunjang mobilitas penyandang disabilitas, Gerak Explore misalnya. Fitur itu mampu memberikan bantuan navigasi yang mengkoneksikan penggunannya dengan lokasi yang dituju. Dilengkapi pula dengan fitur voice activated.
“Selain itu, ada pula menu Gerak Count yang berfungsi utuk menghitung setiap langkah yang dilakukan oleh para penggunannya,” tutur Ira.
Nantinya, dengan aplikasi itu akan tercipta kolaborasi sejumlah komunitas penyandang disabilitas dan juga berkolaborasi dengan The Special ID yaitu sebuah social enterprise yang mewadahi sejumlah kreator penyandang disabilitas.
Sementara itu, salah satu penyandang disabilitas yang berprofesi sebagai fotografer, Achmad Zulkarnain mendukung dengan adanya kampanye dan aplikasi tersebut.
Ia mengatakan keterbatasan adalah suatu hal yang diciptakan sendiri. Apabila kita tidak memberikan ruang gerak bagi, orang itu tidak akan dapat melakukan hal-hal yang hebat.
“Saya mendukung adanya aplikasi dari Rexona ini dan saya percaya para penyandang disabilitas lainnya bisa bergerak lebih maju dan mampu berkontribusi dengan orang banyak,” tutur Achmad Zulkarnain.
(*)