Sukses

Baparekraf Bagi-Bagi Rp48 Miliar untuk 44 Pelaku Ekonomi Kreatif pada 2019

Pembagian bantuan pemerintah bagi pelaku ekonomi kreatif tersebar dari barat hingga timur Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang akhir 2019, Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) menyerahkan bantuan pemerintah (banper) secara simbolis kepada 44 pelaku ekonomi kreatif dari berbagai subsektor, seperti kuliner, seni pertunjukan, musik, dan fashion. Bantuan dengan total mencapai Rp48,891 miliar tersebut dibagikan dalam bentuk hibah yang berwujud sarana, teknologi informasi dan komunikasi, serta revitalisasi bangunan (konstruksi).

"Sifatnya hibah dan langsung diberikan kepada pelaku. Komunitas. Jadi tolong digunakan dengan baik dan long lasting. Jangan eksklusif tetapi ajak juga sekelilingnya," kata Deputi Infrastruktur Baparekraf Hari Santoso Sungkari di Jakarta, Senin, 16 Desember 2019.

Ia menyebut bantuan ini sebagai bantuan modal pemerintah untuk memajukan ekonomi kreatif di Indonesia. Para pengusaha ekonomi kreatif tidak menerimanya dalam bentuk uang tunai, melainkan barang atau fisik.

Setiap penerima selanjutnya akan dimonitor oleh Baparekraf untuk memastikan bahwa Banper memberikan nilai tambah bagi usaha mereka. "Kita akan monitoring tahun depan. Karena ini menyangkut APBN, kita juga selalu didampingi BPK," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Fasilitasi Infrastuktur Fisik Baparekraf Selliane Halia Ishak menerangkan 44 penerima banper terpilih dari 1.167 proposal yang masuk sejak awal Desember 2018 hingga Februari 2019. Proses seleksi dilakukan oleh panitia dengan merujuk petunjuk teknis yang ditetapkan sebelumnya, misalnya tidak boleh mengajukan pembangunan baru. Tahap seleksi dilakukan lewat tiga gelombang.

"Setelah umumkan penerima Banper, barulah kami tender. Jadi, yang melakukan tender kami. Tidak ada kami berikan uang satu rupiah pun," ucapnya.

Besaran bantuan ekonomi kreatif ditetapkan beragam. Untuk biaya konstruksi ditetapkan paling tinggi Rp3 miliar, sementara paling rendah Rp550 juta. Untuk sarana dianggarkan paling tinggi Rp1 miliar, sementara untuk TIK pada 2019 senilai Rp2 miliar.

"Tentunya enggak semua penerima akan menerima sesuai pengajuan di proposal. Mereka akan dinilai lagi secara teknis. Soalnya, kita biasanya minta pengen doang, akhirnya dimentokkan. Makanya, kami ada verifikasi lapangan ke calon penerima," tuturnya.

Salah satu penerima Banper adalah Yayasan Natya Lakshita yang didirikan maestro tari Didik Nini Thowok pada Juli 2018 lalu. Ia menerangkan bantuan yang diperolehnya adalah paket lengkap yang meliputi revitalisasi sanggar, sarana berupa speaker, dan TIK berwujud dokumentasi digital.

"Saya punya banyak data, arsip kuno. Melalui digital maka akan memudahkan peneliti mencari data perihal seniman," ujar Didik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Prioritaskan 5 Destinasi Super Prioritas

Sementara itu, Menparekraf Wishnutama Kusubandio mendukung keberlanjutan Banper. Pemerintah sudah menyiapkan anggaran, tetapi ia tak menyebutkan besaran angkanya untuk 2020 mendatang. 

"Itu sudah ditetapkan pemerintah sebelumnya. Belum ada rencana perubahan (usulan anggaran)," kata Wishnutama.

Ia menyebut banper sudah banyak memberikan bantuan infrastruktur. Ke depan, ia berharap selain infrastruktur, akan ada banyak pelatihan, peningkatan keterampilan sumber daya manusia, hingga permodalan agar ekonomi kreatif bisa di-monetize.

"Tentunya, akan terus kita tingkatkan," ujarnya.

Ekraf, kata dia, berperan luar biasa besar untuk meningkatkan kesejahteraan warga sekaligus mendukung pariwisata. Kedatangan turis bisa dimanfaatkan sebagai pasar produk ekraf, tetapi di sisi lain pemerintah akan mendorong peningkatan ekspor produk-produk ekraf sehingga bisa mendatangkan devisa.

"Saat wisatawan datang maka buat ekosistem ekonomi kreatif untuk mendukung masyarakat lokal tersebut dan itu kita lakukan di Labuan Bajo," ujarnya.

Rencana terdekat, pemerintah akan mengintensifkan Banper untuk mendukung pengembangan lima destinasi super prioritas, yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. Hari menyebut setidaknya intervensi sudah dilakukan di empat destinasi, hanya Likupang yang belum.

"Apalagi jika MotoGP dilaksanakan, harus lebih banyak suvenir dan seni pertunjukan. Kearifan lokalnya tidak boleh hilang, tetapi packaging-nya kita perbaiki," kata Hari.