Sukses

Arab Saudi Tak Lagi Pisahkan Jenis Kelamin di Restoran

Gebrakan ini merupakan bagian dari serangkaian langkah untuk melonggarkan aturan sosial yang ketat dan .upaya untuk memodernisasi kerajaan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Arab Saudi semakin terbuka dengan program reformasi Visi 2030, salah satunya adalah di bidang pariwisata. Program ini dirancang oleh Putera Mahkota Mohammed bin Salman.

Tujuan utamanya adalah mempersiapkan ekonomi negaranya untuk tidak terlalu bergantung pada minyak. Sejumlah kebijakan baru sudah banyak diterapkan.

Yang terbaru adalah, semua restoran di Arab Saudi kini tidak lagi diharuskan memiliki pintu masuk terpisah untuk pria dan wanita. Dilansir dari CNN, 10 Desember 2019, pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengumumkan aturan baru tersebut pada 8 Desember 2019.

Gebrakan ini merupakan bagian dari serangkaian langkah untuk melonggarkan aturan sosial yang ketat sebagai bagian dari upaya untuk memodernisasi kerajaan yang dinilai sangat konservatif meski kaya akan minyak. Pengumuman di hari Minggu itu dilakukan oleh Kementerian Kota Madya dan Pedesaan Arab Saudi.

Sebelumnya, restoran dan tempat makan lain wajib punya pintu masuk terpisah berdasarkan jenis kelamin. Di sana, ada pintu masuk terpisah bagi pria lajang dan pintu masuk lainnya buat wanita dan keluarga.

Dalam praktiknya, hal itu sebenarnya sudah berkurang dalam beberapa tahun terakhir karena banyak restoran di kerajaan Arab Saudi yang menghapus pemisahan gender.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

SIM untuk Perempuan

Pada Agustus 2019, pemerintah setempat juga telah mencabut larangan terhadap perempuan Arab Saudi untuk memegang paspor sendiri. Sebelumnya, para wanita juga dilarang bepergian ke luar negeri tanpa persetujuan wali laki-laki.

Dalam reformasi kerajaan, perempuan pun telah diberikan hak untuk mengemudi pada 2017. Mereka juga diberikan Surat Izin Mengemdi (SIM) pertamanya pada 2018.

Kerajaan juga telah meningkatkan upaya untuk memberantas konflik perbedaan pendapat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2018, banyak aktivis perempuan, termasuk mereka yang berkampanye untuk hak mengemudi, dipenjara dan beberapa di antaranya telah dibebaskan setelah terjadi kecaman dari dunia internasional.

Langkah modernisasi ini juga sudah dilakukan Arab Saudi di sektor pariwisata, terutama dengan pemberian visa turis buat sejumlah negara termasuk negara-negara Barat.