Sukses

Momen Gibran Rakabuming Minum Jamu di Pasar Harjodaksino

Kembali blusukan ke pasar, kali ini Gibran Rakabuming mengabadikan potret saat menikmati jamu.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak memiliki akun Instagram pribadi, Gibran Rakabuming tak jarang membagikan sederet unggahan saat beraktivitas. Salah satu kegiatan yang kerap ia lakukan adalah blusukan dari satu pasar ke pasar lain.

Seperti ketika Gibran Rakabuming mengunjungi Pasar Harjodaksino, Kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan, Solo, Jawa Tengah. Momen itu diabadikan dalam potret yang dibagikan pada Jumat, 27 Desember 2019.

 

Kala itu, ayah dua anak ini tampil kasual dalam balutan kaus putih dengan gambar ayam jago yang biasa menghiasi mangkuk. Atasan itu dipadu dengan celana panjang hitam, jam tangan warna senada, dan sandal jepit.

Dalam potret, Gibran terlihat berjongkok sembari menikmati jamu. Adapun minuman tradisional itu didapatkan langsung dari seorang ibu penjual jamu gendong.

"Kalo mau jaga stamina dan kesehatan minum jamu gendong." tulis suami Selvi Ananda ini dalam kolom keterangan potret tersebut.

Setelah itu, Gibran Rakabuming kembali mengunggah potret lain. Foto itu mengabadikan momen sebelum putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini blusukan di Pasar Harjodaksino.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Berbincang-bincang di Pasar Harjodaksino

Sebelum blusukan, Gibran Rakabuming terlebih dahulu berbincang dan menikmati teh panas bersama lurah pasar, Listianto dan Ketua Paguyuban Pedagang Pasar, Broto.

"Di Pasar Harjodaksino ini saya melihat pengelompokan area pedagang (zonasi pedagang) sudah baik, antara lain ada zona pedagang sayur, pedagang kelontong, pedagang daging, pedagang buah-buahan dan lain-lain," tulis Gibran.

Ayah Jan Ethes Srinarendra dan La Lembah Manah ini melanjutkan bahwa ia mendengar kendala yang disampaikan kepadanya.

"Hampir saya mendengar keluhan di beberapa pasar tradisional terutama di #kotasolo adalah sepinya lantai 2 sehingga banyak pedagang yang mendapat tempat dilantai 2 mengeluh dan akhirnya mengambil tempat sekitar pasar bahkan di jalanan sehingga menggangu juga lalulintas jalan disekitar pasar." lanjutnya.

Kemudian, Gibran juga menyebut ke depan harus bersama-sama dipikirkan solusi terbaik sehingga pasar tradisional tetap nyaman untuk semua pedagang, pengunjung atau pembeli, serta warga sekitar pasar.