Liputan6.com, Jakarta - Bebersih rumah jadi salah satu agenda wajib usai banjir surut. Dalam upaya memastikan semua bersih seperti sedia kala, salah satu yang mesti jadi perhatian lebih adalah memastikan lantai sudah sempat terendam genangan banjir bebas dari kuman.
Hal ini dilakukan untuk mencegah berbagai macam bakteri yang bisa mengencam kesehatan, termasuk Leptospirosis, masuk ke tubuh. Melansir dari laman Medical News Today, Rabu (1/1/2020), penyakit ini sendiri disebabkan bakteri Leptospira sp. yang umumnya berasal dari urine hewan seperti tikus.
Advertisement
Baca Juga
Genangan banjir yang sangat mungkin mengandung urine hewan ini bisa saja mengenap di lantai rumah Anda. Karenanya, menggunakan cairan pembersih kuman sebagai sentuhan akhir dalam pembersihan keseluruhan jadi sangat penting.
Pencegahannya juga bisa dilakukan dengan segera menutup luka terbuka, kendati banjir sudah surut. Bakteri yang mungkin masih mengendap dan bersentuhan dengan luka terbuka akan sama besarnya menyebabkan risiko terserang Leptospirosis.
Juga, selalu cuci tangan dan kaki menggunakan sabun, terutama setelah dari kamar kecil, sebelum-setelah makan, maupun setelah keluar rumah demi memaksimalkan pencegahan Leptospirosis usai banjir.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gejala Penyakit Leptospirosis
Berdasarkan keterangan di laman Universitas Airlangga, bila bakteri penyebab penyakit Leptospirosis sudah masuk ke dalam tubuh, mereka akan menyerang hati dan pembuluh darah. Tubuh manusia yang terjangkit bakteri ini akan mengalami gejala berupa demam tinggi, nyeri otot, mual, mimisan, dan kuning.
“Rasa nyeri otot inilah yang membedakan penyakit Leptospirosis dengan Hepatitis. Karena penderita sama-sama terlihat kuning. Parah atau tidaknya penyakit ini bergantung pada lamanya penderita mencari pertolongan dan daya tahan tubuh. Ditangani lebih cepat, lebih baik,” papar dr. Atoillah, pengajar Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga.
Golongan manusia dari segi usia yang rentan terkena penyakit ini adalah anak-anak dan orang lanjut usia. Sebab, daya tahan tubuh anak kecil belum kebal, sedangkan daya tahan tubuh lansia sudah mulai menurun. Kendati, bukan berarti orang dewasa tak punya risiko terserang Leptospirosis.
Advertisement