Sukses

Bra Bantu Deteksi Serangan Jantung, Penyakit Diduga Sebabkan Lina Mantan Istri Sule Meninggal

Risiko serangan jantung, penyakit disebut sebabkan Lina mantan istri Sule meninggal, bisa dipantau lewat ponsel pintar yang teknologinya terhubung ke bra.

Liputan6.com, Jakarta - Media sosial tengah ramai dengan kabar meninggalnya mantan istri Sule, Lina. Berita duka tersebut telah dikonfirmasi kebenarannya oleh pengacara Lina, Abdurahman T Pratomo. Ia menyebut dugaan serangan jantung jadi sebab mendiang berpulang.

Serangan jantung sendiri dapat terjadi saat aliran darah yang kaya akan oksigen tiba-tiba terhampat ke otot jantung. Orang yang terkena serangan jantung akan menunjukan ciri-ciri, seperti sesak napas, berkeringat, lemas, dan tekanan jantung tidak beraturan.

Coba memperkecil risiko tersebut, peneliti yang tersusun dari tim University of Arkansas mengembangkan sebuah bra berteknologi tinggi yang mampu mendeteksi dan memantau kemungkinan serangan jantung.

Dilansir laman Daily Mail, Sabtu (4/1/2020), bra tersebut diintegrasikan dengan sensor yang dapat mengukur sinyal kesehatan vital dan mengunggah informasi mengenai kesehatan jantung penggunanya.

Informasi tersebut disalurkan melalui jaringan nirkabel berupa Bluetooth atau Wi-Fi yang bisa diakses langsung oleh pengguna dan sang dokter melakui ponsel pintar. Juga, dilengkapi dengan Global Positioning Program (GPS), pakaian berteknologi ini bisa melacak penggunanya di mana pun berada.

Selain menciptakan produk bra, para peneliti juga membuat e-rompi yang dapat digunakan oleh laki-laki.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Alternatif EKG

Menurut salah satu peneliti e-bra, Vijay Varadan, bra berteknologi tersebut bisa bekerja secara terus-menerus dan mengidentifikasikan perubahan patofisiologi, seperti memonitor tekanan darah, tingkat pernapasan, konsumsi oksigen, dan beberapa aktivitas saraf.

Teknologi yang diterapkan pada selembar kain ini mampu mengambil informasi layaknya Elektrokardiogram (EKG), yaitu tes sederhana yang bisa membantu mengukur dan merekam aktivitas jantung.

Sistem yang terdapat dalam e-bra tidak perlu lagi ditambahkan aksesori pengukur tekanan darah lain. Dengan begitu, ia mampu menggantikan alat yang memonitor tekanan darah konvensional.

Menggunakan jaringan nirkabel yang bisa langsung terhubung ke ponsel pengguna, e-bra lebih mudah digunakan ketimbang kabel yang melekat pada layar monitor EKG konvensional.

Fungsi lain yang dapat digunakan dari e-bra ini adalah pengguna dapat mengirimkan pesan darurat melalui suara atau teks saat mendeteksi kondisi ekstrem atau keadaan tidak normal pada dirinya.

Varadan mengatakan, hasil dari sistem sensor pada temuan e-bra ini sudah dipublikasikan dalam Journal of Nanotechnology in Engineering and Medicine. (Tri Ayu Lutfiani)