Liputan6.com, Jakarta - Maestro tari jaipong, Gugum Gumbira, menghembuskan napas terakhir pada Sabtu (4/1/2020). Diagnosa terakhir pihak rumah sakit, sang maestro mengidap komplikasi jantung, stroke, dan infeksi paru-paru.
Lewat siaran pers yang diterima Liputan6.com, Sabtu (4/1/2020), kondisi fisik Gugum mulai menurun sejak jatuh pada 31 Desember 2020. Sempat menjalani rawat inap di rumah sakit hingga akhirnya meninggal dunia Sabtu dini hari (4/1/2020) pukul 01.55.
Advertisement
Baca Juga
Kepergian Gugum Gumbira menyisakan kenangan akan sejumlah karya yang prestasi yang telah ditorehkan mendiang semasa hidup. Dari sekian banyak, berikut beberapa di antaranya yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Pencipta Tari Jaipong
Pada 1961, Presiden Soekarno melarang beredarnya kesenian dan musik dari Barat masuk ke Indonesia. Karenanya, Gugum mencoba menciptakan karya tradisional yang mampu menghidupkan kembali seni musik dalam negeri.
Setalah pencarian dan latihan, akhirnya ia menemukan Jaipong, yaitu kesenian tari yang dipraktikan dengan gerakan gemulai dan berasal dari wilayah Subang dan Karawang, Jawa Barat.
Gugum Gumbira menciptakan beberapa macam koreografi untuk Jaipongan, antara lain, Keser Bojong, Rendeng Bojong, TokaToka, Sonteng, dan lain sebagainya.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Deretan Prestasi
2. Pendiri Padepokan Jugala dan Studio Rekaman
Sejak tapi jaipong disukai masyarakat, Gugum mulai mendirikan padepokan seni bernama Jugala sekaligus tempat rekamannya pada 1976.
Saat ini, Studio Jugaka Gugum Gumbira di Bandung masih berfungsi sebagai dasar untuk orkesta Jugala. Bahkan, ada beberapa musisi lain, seperti Sabah Habas Mustapha dan The Residents yang pernah melakukan rekaman di studio tersebut.
3. Peraih Satya Lencana Kebudayaan Pemerintah Republik Indonesia
Sebagai tokoh di balik terciptanya tari jaipong, Gugum pernah mendapat penghargaan Satya Lencana Kebudayaan Pemerintah Republik Indonesia pada 2007.
Penghargaan tersebut diberikan presiden pada warga negara Indonesia yang telah berjasa di bidang kebudayaan. Selain itu, ia pun mampu melestarikan kebudayaan daerah atau nasional dan hasil karyanya bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
4. Mengubah Tembang Sunda
Demi mengiringi tarian jaipong, lelaki kelahiran Bandung tersebut pun lihai mengaransemen tembang-tembang Sunda. Salah satu contohnya ialah Cianjuran. Puluhan karya musiknya tercipta bersama Grup Jugala yang dibentuk sejak 1976.
5. Karyanya Didengarkan di Luar Negeri
Selain menciptakan gerakan tari, Gugum membuat lagu-lagu sebagai pendamping tarian. Beberapa karyanya sudah diperdengarkan di semua benua, kecuali Australia. Bersama dengan orkesta Jugala, Gugum pernah pentas di Belanda pada 2010. (Tri Ayu Lutfiani)
Advertisement