Sukses

Air Terjun Leke-Leke, Surga Tersembunyi di Tengah Hutan Bali

Hanya dengan tiket Rp25 ribu, Anda sudah bisa berwisata ke Air Terjun Leke-Leke.

Liputan6.com, Jakarta - Bali tak hanya punya deretan pantai yang cantik. Pulau Dewata ini juga menyimpan destinasi air terjun yang berada di tengah hutan. Salah satu yang direkomendasikan adalah Air Terjun Leke-Leke.

Nama Leke-Leke mungkin masih asing dan jarang didengar oleh kebanyakan wisatawan yang berlibur ke Pulau Dewata. Air terjun ini berlokasi di Desa Mekarsari, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali.

Tenang dan rindang, dua kata yang dapat menggambarkan situasi di sana. Anda bisa menikmati kesejukan udara yang dikeluarkan dari pepohonan dengan gemercik suara air yang menghantam batu. Leke-Leke akan jadi destinasi wisata yang tepat bagi Anda yang suka alam dan kesunyian.

Perjalanan menuju ke Air Terjun Leke-Leke memakan waktu sekitar satu jam dari Kuta. Jangan takut kebosanan karena sepanjang perjalanan Anda akan disuguhkan pemandangan asri yang memanjakan mata seperti bentangan sawah-sawah luas, perkebunan dan dan taman bunga.

Biaya masuk ke Air Terjun Leke-Leke adalah Rp25 ribu per orang yang dibayarkan sebelum masuk. Dari pintu masuk, Anda harus berjalan kaki lagi sekitar 20 menit untuk sampai ke lokasi.

Perjalanan masuk menuju air terjun dimulai saat Anda melewati bambu bertuliskan Leke-Leke dengan tinta warna hitam. Sepanjang perjalanan itu, Anda akan menemui beberapa jembatan bambu untuk melewati sungai.

Saat menempuh trek ke air terjun, Anda juga dapat mendapati beberapa spot foto yang memang sengaja disediakan, seperti tumpukan jerami yang dibuat lingkaran. Anda bisa berpose di tengahnya. 

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Rekreasi Lain di Tabanan

Bila sudah puas menikmati kecantikan Air Terjun Leke-Leke, Anda bisa berkunjung ke destinasi wisata lain yang masih berada di Kecamatan Tabanan. Misalnya di Desa Mengesta. Di desa itu terdapat beberapa peninggalan purbakala berupa arca, pahatan batu dan logam. Anda juga dapat menjumpai beberapa mata air panas seperti Piling Kawang dan Belulang.

Beranjak ke Desa Tista, saatnya untuk rehat. Apalagi, arti nama desa itu juga adalah beristirahat, yang diambil dari kata Ngetis.

Sebagai desa wisata, Desa Tista juga menyediakan beberapa kegiatan wisata seperti trekking, workshop di kampung pande besi, membajak persawahan, bermain instrumen rindi, alat musik tradisional seperti gamelan yang terbuat dari bambu atau menyicipi makan siang dengan menu khas daerah. (Adhita Diansyavira)