Liputan6.com, Jakarta - Hunian tropis merupakan jenis desain yang berkembang untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang tinggal di daerah ekuator. Udara panas dengan tingkat kelembapan yang tinggi, plus curah hujan yang juga tinggi, menuntut model desain khusus agar para penghuni rumah merasa nyaman di dalamnya.
Desain seperti ini kemudian diterapkan dalam berbagai jenis hunian di Indonesia. Salah satunya, sebuah vila tropis mungil di Bali garapan Agus Agam Artchitecture.
Dirangkum oleh Arsitag.com, vila dengan konsep desain tropis ini membuka akses luas agar sinar matahari bisa masuk semaksimal mungkin. Hal tersebut akan membawa berbagai keuntungan bagi pemilik rumah.
Advertisement
Baca Juga
Cahaya matahari bisa menjadi sumber penerangan seluruh area rumah sepanjang hari, sehingga tidak dibutuhkan tambahan lampu. Dengan begitu, biaya listrik bisa dihemat
Selain itu, ruangan yang mendapat sinar matahari dengan leluasa akan terlihat terang dan terkesan lebih luas dari ukuran sebenarnya. Hal ini sangat bermanfaat terutama dalam hunian berukuran kecil.
Dalam vila tropis mungil ini, penggunaan jendela kaca besar dan pintu kaca menjadi pilihan utama untuk memastikan seluruh ruangan mendapatkan cahaya matahari. Pintu kaca geser membuka akses ke sebuah teras mungil yang berbatasan langsung dengan kolam renang.
Di sisi lain, penggunaan jendela besar juga memaksimalkan sirkulasi udara di dalam rumah. Dengan begitu, hunian Anda menjadi lebih sejuk.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gaya Minimalis dengan Konsep Open Space
Gaya minimalis dengan konsep open space merupakan pilihan yang sangat cocok untuk diterapkan dalam hunian mungil. Gaya minimalis dengan penggunaan furnitur yang bersifat fungsional dan minim dekor, dapat memenuhi fungsi utama ruangan tanpa membuatnya terasa sumpek.
Di sisi lain, konsep tersebut sengaja menggunakan pembatas visual untuk membedakan fungsi ruangan yang berbeda. Keseluruhan ruangan pun terasa lebih lapang.
Dalam vila tropis mungil yang satu ini, kedua konsep tersebut berpadu dengan manis. Area dapur, ruang makan, dan ruang keluarga berintegrasi dalam satu ruangan yang sama.
Ruang bersantai ini dipisahkan secara visual, berupa penggunaan material yang berbeda pada plafon ruangan. Pada bagian plafon juga terlihat sebuah kipas angin untuk membantu menyejukkan udara di saat cuaca panas.
Untuk menyiasati ukuran ruang yang mungil, furnitur yang digunakan juga berukuran mungil atau compact. Sebuah lukisan bergambar perempuan Bali dengan pakaian adat menjadi satu-satunya dekorasi dalam ruangan ini.
Advertisement
Penggunaan Material Khas Topis
Untuk melengkapi tema tropis pada vila mungil ini, penggunaan material atau bahan bangunan lokal khas dari daerah ini juga turut dimunculkan. Salah satunya adalah material bambu yang digunakan sebagai bahan pembuatan kursi berjemur di halaman.
Kursi anyaman bambu yang kemudian dicat dengan warna cokelat gelap, menawarkan kenyamanan bagi penghuni yang ingin duduk bersantai setelahberenang atau saat ingin menikmati pemandangan langit di malam hari.
Saat cuaca sedang tidak mendukung, para penghuni vila tetap dapat menikmati udara segar dari dalam ruangan. Ruang bersantai yang menyatu dengan dapur dan ruang makan, memiliki jendela kaca yang dapat digeser ke samping.
Di sini tersedia tempat duduk empuk yang dilengkapi dengan bantal-bantalhias. Terciptalah sudut yang tepat untuk bersantai sembari menikmati minuman segar atau sekadar menonton TV.
Untuk melengkapi suasana tropis, sekeliling vila ditanami dengan berbagai jenis tanaman khas daerah tropis seperti pohon pisang, pohon kelapa, hingga pohon bambu. Pemandangan pepohonan dan tanaman hijau selalu menjadi panorama utama, sehingga dalam ruangan tidak lagi memerlukan banyak dekorasi.