Liputan6.com, Jakarta - Bencana kebakaran hutan Australia menarik perhatian banyak pihak, bahkan dari berbagai negara untuk memberikan bantuan, termasuk dari kelompok wanita berhijab di negara tersebut. Mereka berasal dari Pusat Islam Australia (Australian Islamic Centre) yang bermarkas di Newport, Victoria, pinggiran kota Melbourne.
Mereka mengumpulkan lima truk penuh sumbangan warga untuk korban kebakaran Australia. Dilansir dari laman CNN, 9 Januari 2020, mereka juga berhasil mengumpulkan donasi sebesar 1.500 dolar AS atau sekitar Rp20 jutaan hanya dalam waktu 48 jam.
Advertisement
Baca Juga
Para hijabers ini melakukan perjalanan bersama dengan sukarelawan lainnya menuju Johnsonville Volunteer Fire Brigade. Tujuan mereka adalah mendistribusikan pasokan makanan kepada korban dan tim pemadam kebakaran.
Kelompok hijabers itu juga memasakkan sarapan untuk 150 petugas pemadam kebakaran. Aksi sosial tersebut membuat para korban dan petugas pemadam kebakaran terharu.
"Saya menyampaikan terima kasih dari daerah yang terkena dampak kebakaran," ucap Rodney Baylis, seorang pemadam kebakaran Johnsvonville di Australlia, dalam sebuah video yang diunggah di Facebook.
"Aku baru saja menelepon kapten di sana dan dia hampir menangis waktu aku mengatakan kepadanya apa yang kita bawa untuk mereka hari ini," sambungnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dukungan Warganet
Aksi mulia para hijabers dan tim Australian Islamic Center ini sempat viral. Aksi mereka, termasuk foto yang memperlihatkan momen salah satu tim memberikan air untuk koala telah banyak dibagikan di media sosial dan mendapat dukungan warganet.
"Rasa kepedulian yang sangat indah dari orang-orang yang penyayang, terima kasih," tulis akun Facebook Catherine Lawler.
Pemadam kebakaran di Australia sendiri telah bekerja keras tanpa kenal lelah selama beberapa bulan terakhir untuk memerangi kebakaran hutan yang menghancurkan negara itu.
Menurut Dinas Pemadam Kebakaran negara bagian, lebih dari 2.000 rumah hancur atau rusak akibat kebakaran di New South Wales, Australia, yang terjadi sejak September 2019. Selain itu, lebih dari setengah juta hewan, termasuk koala dan kangguru, mati terbakar.
Advertisement