Sukses

Penjelasan Wishnutama Terkait Logo Baru Kemenparekraf yang Banjir Kritik

Menparekraf Wishnutama Kusubandio menyebut pihaknya tengah menyiapkan logo lain yang akan dirilis pada Agustus 2020.

Jakarta - Logo baru Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf) tengah jadi perbincangan hangat di dunia maya. Banyak warganet yang mengkritik logo tersebut lantaran dinilai terlalu kaku dibandingkan logo kementerian sebelumnya.

Pemilik akun Twitter @arievmuhammad mencuitkan, "Logo ini seharusnya bisa lebih kreatif dan lebih wisata lagi."

Sementara, pemilik akun Twitter @ismailfahmi menilai logo itu lebih cocok untuk lembaga intelijen dibandingkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

"Makna Lingkaran dalam Logo Kemenparekraf/Baparekraf RI(Menurut feeling saya). Dua lingkaran emas: kreativitas yang terkekang, tertutup, rigid, musti taat aturan. Lebih cocok untuk lembaga intelijen, keamanan, dan ketahanan yang memang membutuhkan DISIPLIN dan ATURAN TEGAS," tulisnya.

Terkait hal tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama memberi penjelasan. Ia menyampaikan perubahan logo Kemenparekraf mempertimbangkan beragam hal. Sebut saja penggabungan dua instansi, yakni Kementerian Pariwisata dan Badan Ekonomi Kreatif.

"Sambil menunggu logo nation branding dirilis pada Agustus 2020, untuk kepentingan resmi kami gunakan logo Garuda Pancasila itu. Lalu untuk kepentingan branding atau promosi, kami akan menggunakan logo nation branding yang baru yang masih dalam proses kajian," katanya dilansir Antara, Rabu (15/1/2020).

Dua logo yang berbeda rencananya akan digunakan sebagai logo resmi kementerian atau badan yang membuat gambar burung Garuda dan logo nation branding yang masih dalam kajian yang akan dirilis Agustus 2020.

Sedangkan, logo yang beredar di khalayak luas adalah logo resmi Kemenparekraf atau Barekraf. "Nanti untuk pariwisata untuk kepentingan promosi, kreatif itu akan menggunakan logo nation branding biar tidak rancu," lanjutnya.

Wishnutama mengatakan logo resmi kementerian memang dibuat terkesan lebih formal agar ada pembeda dengan logo branding.

"Logo kementerian itu resmi sehingga ada pembeda, ini logo yang promosi dan ini logo yang resmi. Kalau dari segi komunikasi, logo harus jelas. Sekilas saja sudah jelas, oh ini logo resmi kementerian, oh ini logo branding pemasaran," ungkap Wishnutama.

Maka dari itu, sementara logo nation branding belum rampung dikaji, pihaknya memakai logo Wonderful Indonesia untuk kepentingan promosi pariwisata. Logo nation branding sampai saat ini masih dalam tahap riset.

"Masih disiapkan risetnya lagi dipelajari apa yang dibutuhkan dan kami akan riset. Jadi, sebelum sampai ke brand kami memikirkan apa sih yang diinginkan. Kalau bicara soal branding, tentunya kami harapkan agar lebih kekinian, ada risetnya juga yang kami punya," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Disebut Mirip Instansi Lain

Mengenai logo resmi kementerian yang disebut banyak kalangan mirip dengan logo instansi lain hingga ada yang menyebutnya meniru lambang "American Eagle", Wishnutama membantahnya.

"Ya enggalah. Logo kalau modelnya pakai lambang burung Garuda kan memang baku karena ada aturannya yang jelas. Kalau dibaca itu ada aturannya, penggunaannya diatur dengan jelas. Akhirnya ya logo yang di sekitar Garuda ya enggak bisa aneh-aneh," jelasnya.

"Ya akhirnya memang ada kemiripan karena kalau misalnya dilihat logo kementerian di luar negeri satu sama lain, contoh di AS atau di Australia juga mirip satu sama lain. Mirip mirip satu sama lain juga wajar," lanjutnya.

Penggunaan lambang negara, dalam hal ini Garuda Pancasila, ada aturan baku dalam hal penempatan, ukuran, tata letak, dan pemilihan warnanya. "Tapi kalau dibilang niru mereka, misal niru Amerika, ya enggak pastinya," ungkapnya.

Wishnutama menyebut perubahan logo instansi yang dipimpinnya dengan mengadopsi lambang negara Garuda Pancasila lebih karena ingin mewadahi spirit dari ideologi.

"Ini penting buat Kemenparekraf, ideologi kepancasilaan itu namanya Pancasila sebagai lambang digunakan dan enggak ada salahnya, kan. Kalau dicari mirip-mirip ya logo satu sama lain yang mirip saja, tapi bukan berarti niru," ungkapnya.

Oleh sebab itu, ia mengajak masyarakat untuk melihat persoalan secara utuh. "Artinya begini, itu kan logo kementerian baru akan dirilis yang dicapture-kan separuh-separuhnya ya kan artinya akan ada logo nation branding-nya," katanya.

Ia menekankan ke depan akan segera dirilis logo nation branding yang baru yang disebutkannya akan mengandung unsur kekinian dan lebih relevan dengan zaman sekarang.

"Tapi akhirnya ketika di-link-kan dengan konsep kementerian yang resmi dan promosi yang kita harus kelihatan kontras, ini branding promosi, ini logo kementerian," kata Wishnutama.