Liputan6.com, Jakarta - Mempunyai kehidupan yang sehat jadi impian semua orang. Berbagai usaha pun dilakukan, mulai dari olahraga teratur hingga lewat cara diet.
Diet jadi salah satu alternatif agar tubuh menjadi sehat. Ada yang melalui cara tak mengurangi makan daging atau vegan maupun dengan cara mengonsumsi sayur-sayuran atau vegetarian.
Namun, pemikiran tentang diet terus kembang. Mereka mulai mengarah dengan gerakan diet go green. Alasannya untuk mengurangi emisi karbon demi menyelamatkan lingkungan.
Advertisement
Baca Juga
“Jadi, vegetarian ini sebenarnya pola diet yang mengikuti gaya go green,” kata dokter spesialis gizi klinik, Tirta Sari, di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, seperti ditulis kanal Health Liputan6.com.
Secara terpisah, Public Campaign Specialist WWF Indonesia, Margareth Meutia mengatakan bahwa industri peternakan dunia, yang sebagian besar terpusat di Amerika Selatan, merupakan salah satu industri dengan jejak ekologis yang sangat signifikan. Industri peternakan membutuhkan lahan yang sangat luas dan untuk itu seringkali dilakukan pembukaan lahan hutan besar-besaran untuk memgakomodir kebutuhan itu.
Praktik ini sangat jamak ditemui di peternakan-peternakan di Amerika Selatan yang sering dituding sebagai penyebab deforestasi hutan Amazon. Selain itu, industri ternak juga menggunakan sumber air yang sangat banyak sehingga berpotensi mengancam keberlanjutan air bersih.
"Industri peternakan juga menghasilkan jumlah gas rumah kaca yang signifikan, yaitu dari deforestasi akibat pembukaan lahan dan dari kotoran yang dihasilkan hewan ternak yang mengandung gas metana," jelas Margareth kepada Liputan6.com, Sabtu (18/1/2020).
Lebih jauh Margareth mengatakan bahwa konsumsi daging di Indonesia relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan konsumsi daging di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa. Selain itu, industri peternakan di Indonesia juga tidak masif seperti yang dilakukan di Amerika Selatan dan Amerika Serikat.
"Oleh karena itu, konsumsi daging di Indonesia berdampak minimal dan tidak langsung terhadap kerusakan lingkungan," imbuh Margareth.
Untuk mengurangi gas rumah kaca yang berdamapak pada kerusakan lingkungan, menurut Margaret, pemerintah Jerman pernah mengajak seluruh jajaran eksekutif dan legislatifnya untuk mengadopsi pola makan plant based dengan alasan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Beda Vegan dan Vegetarian
Terkait vegan dan vegetarian, selama ini masih banyak yang salah mengartikan kedua istilah tersebut. Padahal, kedua istilah tersebut memiliki arti yang berbeda.
Melansir dari Healthline, Sabtu (18/1/2020), diet vegetarian dilaporkan telah ada sejak 700 sebelum Masehi (SM). Ada beberapa jenis dan individu dapat mempraktikkannya karena berbagai alasan, termasuk kesehatan, etika, lingkungan, dan agama.
Merujuk Vegetarian Society, seorang vegetarian adalah mereka yang tak makan daging, unggas, binatang buruan, ikan, kerang-kerangan atau produk sampingan dari hewan.
Pola makan vegetarian meliputi buah, sayuran, biji-bijian, kacang- kacangan, biji-bijian. Masuknya susu dan telur tergantung pada jenis diet yang dijalani.
Jenis vegetarian yang paling umum meliputi, yaitu Vegetarian Lacto-ovo: Vegetarian yang menghindari semua daging hewan, tetapi mengonsumsi produk susu dan telur.
Sementara Vegetarian Lacto adalah mereka yang menghindari daging dan telur hewani, tetapi mengonsumsi produk susu, sedangkan Ovo Vegetarian adalah mereka yang menghindari semua produk hewani, kecuali telur.
Berbeda lagi dengan Vegan. Mereka yang disebut vegan menghindari semua produk hewani dan hewani.
Mereka yang tidak makan daging atau unggas tetapi mengkonsumsi ikan dianggap pescatarian, sedangkan vegetarian paruh waktu sering disebut sebagai flexitarian.
Meskipun kadang-kadang dianggap vegetarian, pescataria dan flexitarian makan daging hewan. Oleh karena itu, secara teknis mereka tak termasuk dalam definisi vegetarianisme.
Pola makan vegan dapat dipandang sebagai bentuk vegetarianisme yang paling keras. Veganisme saat ini didefinisikan oleh Vegan Society sebagai cara hidup yang berupaya untuk mengeluarkan segala bentuk eksploitasi dan kekejaman terhadap hewan sebanyak mungkin. Ini termasuk eksploitasi untuk makanan dan tujuan lain apa pun.
Advertisement