Sukses

Studi: Gaya Hidup Sehat Bisa Perpanjang Usia Sampai 14 Tahun

Rentang kesehatan yang panjang dapat membuat harapan hidup lebih lama dan bebas dari penyakit kronis

Jakarta - Belakangan ini semakin banyak orang, termasuk di Indonesia, yang menjalani gaya hidup sehat. Menerapkan gaya hidup sehat, setidaknya dalam lima hal, ternyata dapat memperpanjang harapan hidup sampai 14 tahun untuk wanita dan 12 tahun untuk pria.

Itu adalah kesimpulan studi dari Harvard T.H. Chan School of Public Health. Kelima hal yang dimaksud adalah konsumsi sayuran, buah dan makanan rendah lemak, beraktivitas fisik tingkat sedang hingga berat selama beberapa jam dalam seminggu.

Lalu, menjaga berat badan yang sehat, tidak merokok dan mengkonsumsi tidak lebih dari satu minuman beralkohol per hari.

Untuk menindaklanjuti data itu, para peneliti seperti menelusuri lebih jauh usia harapan hidup tanpa terkena tiga penyakit kronis yakni penyakit jantung, diabetes tipe 2 dan kanker.

Hasilnya, dilansir dari Time dan Antara, 9 Januari 2020, studi yang dipublikasikan dalam jurnal BMJ itu menunjukkan, wanita dapat memperpanjang harapan hidup bebas penyakit setelah usia 50 tahun sekitar 10 tahun.

Sedangkan pria dapat menambah sekitar delapan tahun lebih banyak, daripada orang yang tidak memiliki kebiasaan hidup sehat.

"Memperpanjang harapan hidup tidak cukup, kami ingin memperpanjang rentang kesehatan, sehingga harapan hidup yang lebih panjang, sehat dan bebas dari penyakit kronis dan kecacatan terkait dengan penyakit itu," terang Dr. Frank Hu, ketua departemen nutrisi di Harvard T.H. Chan School of Public Health.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tak Ada Batasan Usia

Kesimpulan ini didapatkan peneliti setelah menganalisis data yang melibatkan 111 ribu orang di Amerika Serikat yang berusia antara 30-75 tahun.

Mereka semua terdaftar dalam Nurses Health Study atau Health Professionals Follow-Up Study yang dimulai pada 1980 dan 1986. Para peserta menjawab kuesioner tentang kebiasaan gaya hidup dan kesehatan mereka setiap dua tahun hingga 2014.

Menurut Hu, tidak ada satu pun dari lima faktor yang lebih penting daripada yang lainnya. Lebih lanjut, hasil studi menunjukkan, kontribusi masing-masing faktor bersifat aditif.

"Orang tidak boleh berkecil hati untuk mengadopsi jika merasa ada satu atau dua faktor yang sulit dilakukan," tutur Hu.

Yang menarik, karena semua peserta dalam penelitian ini berusia di atas 30 tahun, temuan ini juga menunjukkan "tidak ada kata terlambat untuk berubah," kata Hu.