Sukses

Antisipasi Penyebaran Virus Corona Wuhan, Lion Air Group Siapkan Masker dan Cairan Disinfektan untuk Awak Pesawat

Selain Lion Air, maskapai penerbangan asal Hong Kong, Cathay Pasific juga menerapkan kebijakan serupa untuk mengantisipasi penyebaran virus corona Wuhan.

Liputan6.com, Jakarta - Penyebaran virus corona dari Wuhan mengundang reaksi dari dunia penerbangan. Lion Air Group menyiapkan sejumlah langkah antisipasi penyebaran penyakit pneumonia berat itu.

Corporate Communications Strategic Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, langkah antisipasi diberlakukan dengan menyediakan dan menyemprot cairan pembunuh kuman (disinfectant spray). Selain itu, awak pesawat dan petugas layanan darat juga disediakan masker, sarung tangan, dan cairan pembersih tangan untuk mencegah penularan.

"Hal ini sebagai upaya memastikan keselamatan, keamanan dan kenyamanan perjalanan udara kepada awak pesawat dan tamu atau penumpang," kata Danang dalam rilis yang diterima Liputan6.com, di Jakarta, Kamis (23/1/2020).

Langkah antisipasi itu, sambung dia, mengacu pada surat edaran dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No. SR.01.0111/5888/2019 "Pemberitahuan Kewaspadaan Penyakit Polio" pada 30 Desember 2019 dan No PM.04.021111143/2020 "Kesiapsiagaan dan Antisipasi Penyebaran Penyakit Pneumonia Berat yang belum diketahui etiologinya" pada 3 Januari 2020.

Upaya pencegahan berlaku utamanya pada penerbangan internasional yang dilayani Lion Air Group dari dan ke Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia (KUL) serta Bandar Udara Internasional Tianhe Wuhan di Distrik Huangpi, Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok.

Tak hanya Lion Air, maskapai penerbangan Cathay Pacific Airways Ltd yang berpusat di Hong Kong juga mengizinkan awak kabin untuk menggunakan masker bedah saat bertugas di daratan China karena kekhawatiran akan virus corona baru. Selain itu, penumpang ke Wuhan yang akan mengubah atau membatalkan penerbangan tidak dikenakan biaya hingga Februari 15.

Dilansir Reuteurs, pramugari maskapai itu pada Selasa, 21 Januari 2020, meminta izin untuk mengenakan masker di semua penerbangan secara global karena kasus-kasus juga telah dikonfirmasi di Amerika Serikat, Thailand, Korea Selatan, Jepang dan Taiwan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Jelang Imlek

Wabah virus corona, yang dimulai di kota Wuhan di China tengah, melanda ketika jutaan orang Cina bersiap untuk melakukan perjalanan untuk Tahun Baru Imlek, sehingga mempertinggi risiko penularan.

Ini menimbulkan ancaman baru terhadap permintaan maskapai itu, yang telah terpukul oleh protes anti-pemerintah yang terkadang keras di Hong Kong dan berlangsung selama berbulan-bulan.

Serikat Pramugari Cathay Pacific Airways mengatakan mereka telah menerima email dan pesan "luar biasa" dari anggota yang khawatir tertular virus karena bisa terpapar lebih dari 300 penumpang dari berbagai tempat dalam satu penerbangan.

"Semua dari mereka khawatir tentang risiko yang mereka ambil setiap kali mereka pergi bekerja," kata serikat pekerja di halaman Facebook-nya pada Selasa, dikutip Antara. "Sudah waktunya bagi perusahaan untuk mengatasi kekhawatiran mereka dengan benar dan mengizinkan awak kabin untuk mengenakan masker di semua penerbangan."

Pihak berwenang telah mengkonfirmasi lebih dari 300 kasus virus di Cina, sebagian besar di Wuhan di mana pihak berwenang pada hari Selasa mengatakan enam orang telah meninggal. Penyakit ini telah menyebar ke bagian lain Cina, termasuk lima kasus di ibu kota Beijing.

Pihak Cathay Pacific mengatakan bahwa sebagaimana disyaratkan oleh otoritas kesehatan Hong Kong, pihaknya mendistribusikan formulir deklarasi kesehatan dan akan menyediakan masker wajah dan tisu antiseptik yang tersedia di gerbang keberangkatan bagi penumpang yang bepergian dari Wuhan ke Hong Kong.

"Staf garis depan kami diingatkan untuk menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan yang baik, dan untuk tetap waspada dan hati-hati jika ada penumpang yang menunjukkan gejala penyakit menular," kata maskapai itu.

Cathay telah terpukul oleh anjloknya permintaan sebagai akibat dari protes anti-pemerintah di Hong Kong, yang membuatnya mengurangi kapasitas dan menunda pengiriman empat pesawat. Nilai saham Cathay telah turun 10 persen sejak awal Januari akibat virus telah menyebar.