Sukses

Alasan Produsen Minuman Soda Enggan Ganti Pemakaian Botol Plastik Sekali Pakai

Pihak produsen Coca-Cola berjanji akan mengganti 50 persen kemasannya jadi lebih ramah lingkungan pada 2030.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu merek minuman soda, Coca-Cola, mengatakan tidak akan berhenti menjual produk dalam bentuk botol plastik sekali pakai. Hal ini disebut akan mengurangi pelanggan dan penjualan.

Head of Sustainability Coca-Cola Bea Perez mengatakan pada BBC, orang-orang lebih suka membeli minuman soda tersebut dalam bentuk botol plastik. Sebab, menurut mereka, plastik memiliki kemasan yang ringan dan dapat dengan mudah ditutup kembali.

“Bisnis bukan sebuah bisnis jika kami tidak mengakomodasi konsumen," ucapnya seperti dikutip dari Independent, 25 Januari 2020.

Saat mencoba mengubah produk menggunakan kemasan daur ulang, mereka biisa memberi pemahaman pada pelanggan tentang keuntungan menggunakan barang-barang ramah lingkungan.

Coca-Cola telah berjanji untuk menggunakan setidaknya 50 persen bahan pengganti plastik dalam kemasannya pada tahun 2030. Perez mengatakan, perusahannya akan berusaha mencapai tujuan tersebut.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Upaya Peniadaan Limbah

Berdasarkan data, perusahaan minuman saat ini memproduksi sekitar tiga juta ton kemasan plastik setiap tahun. Bahkan, salah satu pegiat lingkungan bebas plastik, Break Free from Plastik menetapkan Coca-Cola sebagai merek paling berpolusi dalam audit limbah plastik.

Pada September 2019, organisasi tersebut melakukan 484 pembersihan pantai di lebih dari 50 negara dan menemukan 11.732 buah plastik produk Coca-Cola.

Menanggapi laporan tersebut, Coca-Cola mengatakan akan mengatasi masalah krisis global ini. “Kapan pun kemasan kami berakhir di lautan atau di mana pun, tidak dapat kami terima. Dalam kemitraan yang lain, kami berupaya mengatasi masalah global yang kritis ini,” ujar pihak Coca-Cola.

Coca-Cola mengatakan perusahaannya akan menutup saluran limbah plastik yang mengarah ke lautan. Juga, turut serta membantu membersihkan limbah yang ada.

“Program ini mencakup tujuan memulihkan 100 persen kaleng botol yang kami gunakan pada 2030. Sehingga tidak satu pun dari kemasan kami yang akan berakhir sebagai limbah. Semua botol dan kaleng akan kami daur ulang,” imbuhnya. (Tri Ayu Lutfiani)