Sukses

Virus Corona dan Dampaknya pada Liburan Imlek

Liburan Imlek biasanya jadi waktu paling sibuk bagi penerbangan, hotel, dan sederet atraksi turis sebelum virus corona menyebar.

Liputan6.com, Jakarta - Imlek biasanya jadi satu dari sekian banyak hari libur paling sibuk untuk penerbangan, hotel, dan gelombang turis di destinasi-destinasi tertentu di Tiongkok. Tapi, penyebaran virus corona membuat pemandangan itu tak terlihat di pergantian tahun Tikus Logam.

Mengutip BBC, 27 Januari 2020, penerbangan dan hotel tahun ini sebagian besar dibatalkan, lantaran pelarangan kunjungan maupun orang secara sukarela memilih berdiam di rumah sebagai bentuk tindakan preventif.

Virus yang sudah merenggut nyawa 25 orang dan menyebabkan lebih dari 800 kasus di seluruh dunia ini membuat pemasukan berbagai sektor di bidang pariwisata merosot jauh.

Kebanyakan maskapai setuju mengembalikan dana atau membiarkan penumpang mengganti waktu penerbangan tanpa membebankan biaya apapun. Nasib serupa juga dialami hotel seiring wilayah isoloasi sebagai respons penyebaran virus corona diperluas pemerintah Tiongkok.

Salah satu maskapakai besar asal Tiongkok, China Eastern Airlines, sudah melaporkan saham mereka turun sampai 13 persen tahun ini.

Cathay Pacific tercatat sebagai salah satu maskapai pertama yang memperbolehkan penumpang terjadwal penerbangan dari dan ke Wuhan menjadwalkan ulang perjalanan mereka, sementara pegawai kabin selalu mengenakan masker dalam perjalanan.

Salah satu agen perjalanan besar di Tiongkok, Trip.com, juga harus menanggung biaya pembatalan hotel, penyewaan mobil, dan tiket untuk sejumlah atraksi turis di Wuhan, tempat virus corona disebut pertama kali muncul.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kerugian Sektor Pariwisata yang Belum Ditaksir

Hotel juga ketempuhan memberi pengembalian dana bagi turis yang ingin membatalkan kunjungan mereka ke Wuhan maupun tempat lain di Tiongkok.

InterContinental Hotels Group (IHG) dan Hyatt jadi salah dua yang memperbolehkan pengunjung membatalkan maupun mengganti waktu kunjungan mereka yang kebanyakan dijadwalkan tiba di masa liburan Imlek.

IHG sendiri tercatat punya 443 hotel di Tiongkok daratan utama, Hong Kong, Macau, dan Taiwan, di mana empat di antaranya berada di Wuhan. 

Kendati kerugiannya belum secara tepat dihitung, bidang pariwisata nyatanya merupakan salah satu pilar utama perekonomian Tiongkok dan diprediksi berkontribusi dalam 11 persen pertumbuhan ekonomi negara, serta mempekerjakan tak kurang dari 28 juta orang.