Sukses

6 Fakta Menarik Soal Pasar Seafood Huanan, Lokasi yang Diduga Awal Penyebaran Virus Corona

Pasar Seafood Huanan termasuk pasar makanan laut terbesar di Wuhan dengan luas 50.000 meter persegi.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak beredarnya informasi mengenai penyebaran virus corona, nama Pasar Seafood Huanan menjadi perbincangan di berbagai media. Pasar tersebut diduga menjadi lokasi awal penyebab penyebaran virus corona.

Hingga kini, penyebaran virus corona masih menjadi perbincangan hangat di berbagai dunia. Virus yang menyebar ke 17 negara tersebut telah menewaskan 132 orang dan ribuan orang telah terjangkit virus tersebut.

Sebagai tempat yang diduga asal muasal penyebaran virus corona, Pasar Seafood Huanan memiliki sejumlah fakta yang menarik. Berikut ini enam fakta tentang Pasar Seafoor Huanan berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber oleh Liputan6.com, Kamis, 30 Januari 2020.

1. Pasar Makanan Laut Terbesar di Wuhan dan Tiongkok Tengah

Pasar Seafood Huanan terletak di Wuhan yang merupakan provinsi dari Hubei. Memiliki luas lebih dari 50.000 meter persegi, pasar ini dianggap sebagai tempat grosir makanan laut terbesar di Wuhan dan Tiongkok Tengah.

Dikutip dari Alvinology, Kamis, 30 Januari 2020, Pasar Seafood Huanan telah berdiri sejak 15 tahun lamanya. Dulunya, pasar ini hanya memiliki 400 kios. Kini, jumlahnya bertambah menjadi 1.000 kios.  

2.  Menjual Hewan Ekstrem

Pasar yang memiliki nama lengkap Huanan Seafood Wholesale Market ini dikenal menjual hewan-hewan laut seperti kepiting dan udang. Namun tidak seperti namanya, pasar ini pun ternyata menjual hewan-hewan liar yang tak layak dikonsumsi oleh manusia.

Terletak di bagian Barat pasar, pengunjung akan melihat area yang menjajakan hewan-hewan ekstem yang jumlahnya mencapai 112 jenis. Beberapa di antaranya ialah kelelawar, serigala, anjing, katak, ular, tikus, babi, musang, rubah, landak, koala, buaya, dan salamander.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

3. Kebersihan dan Kesterilan Tempat

Selain menjual hewan yang tidak layak santap, pasar ini pun terkenal akan kondisinya yang tidak sehat. Jalurnya yang sempit serta kios-kiosnya yang berdekatan membuat area pasar tampak padat dan tidak teratur.

Tidak hanya itu, tempat persediaan hewan yang masih hidup diletakkan berdekatan dengan hewan yang telah dipotong. Bukan pemadangan yang aneh jika bangkai hewan mati bercampur dengan darah dan hewan yang masih hidup

4. Diduga Tempat Penyebaran Virus Corona

Kondisi pasar yang “tidak sehat” menjadi salah satu penyebab Pasar Seafood Huanan diduga sebagai tempat penyebaran virus corona. Pasar yang selalu basah dianggap membuat virus dapat menyebar dengan mudah.

Tidak hanya itu, penyebaran virus corona pun dianggap karena hewan-hewan liar yang diperjualkan di pasar ini. Sempat beredar bahwa ular dan kelelawar yang menjadi penyebab penyebarannya.

5. Ditutup Sejak Awal Januari 2020

Akibat virus corona yang menyebar, pemerintah Tiongkok secara resmi menutup Pasar Seafood Huanan per 1 Januari 2020. Penutupan ini sebagai tanggapan terhadap wabah virus corona yang mulai menyebar.

Rencananya, otoritas kesehatan setempat akan melakukan penyelidikan, membersihkan, dan mendisinfeksi (memusnahkan mikroorganisme yang menyebabkan munculnya penyakit) di tempat tersebut.

6. Peneliti Ungkap Awal Virus Corona Tidak Berasal dari Pasar Ini

Dilansir dari jurnal The Lancet, Kamis, 30 Januari 2020, yang berjudul Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China, menyebutkan bahwa asal muasal virus corona kemungkinan bukan berasal dari Pasar Seafood Huanan.

Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Tiongkok ini mengambil sampel dari 41 orang pasien terjangkit virus corona. Disebutkan penyakit 13 dari 41 orang yang ada tidak berhubungan dengan Pasar Seafood Huanan.

Diduga virus corona tersebut sudah ada sebelum datang ke pasar olahan laut di Wuhan itu. Spesialis penyakit menular dari University of Georgetown, Daniel Lucey mengungkapkan hasil penelitian menunjukkan angka keterkaitan pasien dengan Pasar Huanan tersebut tak cukup tinggi. (Tri Ayu Lutfiani)