Sukses

Mengenal Asal-usul World Hijab Day yang Dirayakan Setiap 1 Februari

World Hijab Day yang pertama kali digagas pada 1 Februari 2013 oleh perempuan asal New York, Nazma Khan, hingga kini selalu dirayakan setiap tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap 1 Februari, perayaan World Hijab Day diperingati. Agenda tahunan ini merupakan bentuk pengakuan atas perempuan yang memilih mengenakan hijab dan menjalani kehidupan sebagai seorang Muslimah.

Gerakan World Hijab Day sendiri digagas perempuan asal New York, Amerika Serikat, Nazma Khan, yang sering mengalami diskriminasi karena mengenakan hijab. Pertama kali terselenggara pada 1 Februari 2013, World Hijab Day kini dirayakan setiap tahun di berbagai belahan dunia.

Melansir laman resminya, Sabtu (1/2/2020), Nazma merupakan imigran asal Bangladesh yang jadi satu-satunya perempuan  mengenakan hijab di sekolahnya.

Nazma yang saat itu berusia 11 tahun sering kali diterikai “Batman” atau “Ninja” oleh teman-temannya. Ketika sudah mulai masuk perguruan tinggi, ia dirundung dengan tudingan teroris akibat peristiwa serangan 11 September.

Dari kejadian demi kejadian kurang mengenakkan tersebut, Nazma merasa perlu melakukan tindakan agar hal demikian tak berkelanjutan, baik oada dirinya atau orang lain.

 “Itu mengerikan. Saya pikir satu-satunya cara untuk mengakhiri diskriminasi adalah jika kami meminta saudara perempuan kami untuk mengenakan jilbab juga,” tulisnya dalam situs resmi World Hijab Day.

World Hijab Day diharapkan dapat menumbuhkan toleransi dan pemahaman agama dengan cara mengajak para perempuan, baik Muslim maupun bukan, untuk mengenakan hijab selama satu hari.

Selain itu, Nazma berharap dengan memberi pemahaman baru mengenai hijab, hal tersebut dapat menghilangkan pertanyaan mengapa perempuan Muslim wajib mengenakan hijab.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Berbagai Perayaan

Setiap tahun, World Hijab Day diperkirakan diperkirakan dirayakan di 190 negara. Berbagai kegiatan diselenggarakan sebagai upaya mengajak dan menumbuhkan kesadaran publik akan hijab

Bentuk perayaan umumnya berupa tantangan, mulai dari mengunggah ayat Alquran yang berhubungan dengan hijab dan perempuan, menceritakan kisah Nabi paling favorit, hingga foto bersama teman Muslimah lainn.

Di beberapa negara, perayaan ini mendapat dukungan dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk para politisi, cendikiawan, dan selebritas. Kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan bahkan mendapat sorotan publik.

“Kita harus berdiri dan dengan jelas mengatakan bahwa perempuan memiliki hak untuk memilih apa yang ingin mereka kenakan kapan pun, di mana pun, dan bagaimana pun," tulis Nazma.

"World Hijab Day adalah acara yang patut kita banggakan. Bukan hanya untuk toleransi beragama, tapi juga perihal hak-hak wanita di seluruh dunia,” sambungnya. (Tri Ayu Lutfiani)