Liputan6.com, Jakarta - Sepasang penumpang menuntut American Airlines akibat tindakan dianggap diskriminasi. Keduanya diturunkan dari pesawat dengan alasan bau badan.
Melansir Independent, 1 Februari 2020, Yehuda Yosef Adler, Jennie Adler, dan putri mereka yang berusia 19 tahun terbang dari Miami menuju Detriot pada 23 Januari 2020. Sebelum pemberangkatan, seorang pramugari menghampiri dan meminta keluarga tersebut turun dari pesawat.
Begitu turun dari pesawat, mereka diinformasikan bahwa tak bisa melanjutkan penerbangan sebab bau badan mereka. Perintah penurunan dikatakan datang dari dari sang pilot atas keresahan para penumpang dan pramugari yang tak nyaman dengan bau keduanya.
Advertisement
Baca Juga
Setelah turun, keluarga Adler sempat kebingungan. Pasal, mereka mengaku telah mandi sebelum berangkat ke bandara. Bahkan, ia pun sampai bertanya-tanya pada penumpang lain di area gerbang pemberangkatan dan tak dikatakan bau badan.
Akibat kejadian tersebut, Yosef merasa bahwa alasan pilot menurunkan keluarganya karena agama mereka, bukan karena bau badan. Sebab, secara penampilan, keluarga tersebut memang kelihatan Yahudi.
Hari itu, Yosef mengenakan yarmulke, yaitu topi setengah bola yang sering digunakan umat Yahudi. Sedangkan, Jennie mengenakan shaytel atau rambut palsu dan rok panjang.
Meski setelah diturunkan diberi jaminan bahwa bagasi akan dikeluarkan dari penerbangan, nyatanya mereka tak mendapatkan barang yang dimaksud. Mereka dibiarkan kebingungan tanpa diberi mobil, kereta dorong bayi, dan barang-barang lain.
Hingga akhirnya pihak American Airlines mengungsikan mereka ke sebuah hotel untuk bermalam. Keluarga tersebut dipulangkan dengan penerbangan di hari berikutnya tanpa ada keluhan bau badan.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Tidak Ada Unsur Agama
Dalam gugatan yang diajukan, keluarga Adler mengaku menderita tekanan emosional, merusak reputasi, kehilangan nafsu makan, susah tidur, dan trauma dengan hal yang berhubungan dengan bandara, juga penerbangan.
Gugatan yang diajukan pada 28 Januari 2020 di pengadilan federal di Texas, Amerika Serikat itu dijadwalkan memasuki persidangan pada 29 Mei 2020.
Sementara, pihak American Airlines menanggapi bahwa penurunan tersebut dianggap sebagai kepedulian terhadap kenyamanan penumpang lain.
“Anggota tim kami merawat keluarga tersebut dan menyediakan akomodasi, serta makanan. Kami memesan ulang (tiket) untuk mereka dalam penerbangan ke Detroit keesokan paginya,” ucap pihak American Airlines.
Pihaknya menyangkal bahwa keputusan tersebut berlandaskan agama penumpang. Di buku pegangan perusahaan American Airlines tertulis bahwa staff diizinkan mengeluarkan penumpang dari penerbangan jika mereka memiliki bau tak sedap yang tidak disebabkan kecacatan atau penyakit. (Tri Ayu Lutfiani)
Advertisement