Sukses

Tangisan Ibu di Wuhan Tak Bisa Peluk Putranya yang Dikarantina Akibat Virus Corona

Ibu di Wuhan itu diminta sang putra menjauh darinya karena sedang mengkarantina diri akibat virus Corona.

Liputan6.com, Jakarta - Penyebaran wabah virus corona yang terjadi di Wuhan, China, menyisakan banyak cerita pilu. Selain banyaknya korban akibat virus tersebut, ada kejadian yang menyedihkan lainnya, terutama yang dialami pada seorang ibu.

Sejatinya, seorang ibu akan selalu ingin melindungi anaknya. Di mana pun anaknya berada dan dalam kondisi apa pun anaknya.

Dilansir dari World of Buzz, Sabtu, 8 Februari 2020, ibu di Wuhan ini berusaha melindungi sang anak tapi tak kuasa melewati hambatan. Ia tertangkap kamera sedang menangis ketika meninggalkan barang belanjaan dan makanan di depan pintu ruang karantina putranya.

Ia tak dapat memasuki rumahnya dan melakukan kontak fisik dengan putranya. Sang ibu juga tak bisa menghibur dan memasak untuk putranya karena statusnya yang sedang dikarantina.

Dalam video itu, menampilkan seorang dokter yang mengkarantina dirinya setelah curiga bahwa ia dan saudara perempuannya mungkin telah terjangkit virus corona.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Terdengar Menangis

Sang ibu kemudian meninggalkan tas penuh makanan di luar pintu. Sang anak bersikeras bahwa agar ibunya berdiri dengan jarak dua meter.

Ibunya terdengar menangis. "Tolong jaga dirimu baik-baik," demikian kata sang ibu.

Beruntung bagi keluarga tersebut, mereka kemudian membuktikan bahwa pada kenyataannya mereka tak terserang virus. Namun, itu sangat menginspirasi publik melihat upaya dokter menyelamatkan sekitarnya dengan berinisiatif mengkarantina diri sendiri.

Lelaki itu mengambil langkah-langkah signifikan untuk memastikan semua anggota keluarganya tetap aman dari virus.