Liputan6.com, Jakarta - Pernikahan didambakan setiap orang menjadi momen sakral yang paling membahagiakan. Tapi lain halnya dengan Naima Maheswari. Seorang perempuan asal Malang yang menikah hanya 12 hari.
Kisah pernikahan kelamnya ia bagikan dalam akun Twitter pribadinya @NaimaMaheswari, Senin, 20 Januari 2020. Cuitan yang dibuat Naima direspons banyak warganet. Belum genap satu bulan, cuitan Naima mendapatkan lebih dari 160 ribu tanggapan di Twitter.
Perempuan 23 tahun yang berprofesi sebagai guru SMP ini melangsungkan pernikahan pada 13 Desember 2019. Namun nahas, pada 25 Desember 2019 sang suami meninggalkan Naima tanpa pesan.
Advertisement
Baca Juga
Dalam cerita yang ia beri judul MARRIED FOR 12 DAYS, Based on my real story Catatan terkelam sepanjang hidupku, Naima menceritakan awal pertemuannya pada 2018. Naima mengenal lelaki yang jadi suaminya itu dari seorang temannya.
Sejak saat itu, hubungan Naima berangsur semakin dekat, baik dengan tatap muka atau chatting. Sampai pada 20 April 2019, laki-laki tersebut menyampaikan keinginannya menjalin hubungan yang lebih serius.
Delapan bulan menjelang pernikahan, Naima mengaku semuanya berjalan lancar. Setiap bertemu, mereka banyak membicarakan persiapan pernikahan dengan matang, mulai dari desain undangan, dekorasi sampai konsumsi.
Simak Video Pilihan di Bawah Ini:
Menjelang Pernikahan
Naima menceritakan lika-liku yang mulai terjadi menjelang 30 hari sebelum pernikahannya. Ia mewajarkan selisih pendapat sampai pertengkaran hebat yang terjadi. Pertengkaran mereka sampai di telinga orangtua yang akhirnya mempertemukan keluarga kedua belah pihak. Naima berujar masalah ini kian bisa diatasi.
Setelah masalah itu, satu hal baru yang baru Naima tahu tentang calon suaminya, yaitu cara marahnya. Naima mengungkapkan kejadian yang menyebabkan kemarahan suaminya saat itu masih bersarang di kepalanya. Ia menggambarkan bagaimana nada tingginya, jari telujuknya yang menunjuk-nunjuk dan bahkan berani sampai mendorong.
Hal tersebut sontak membuat Naima kaget dan takut untuk menghadapinya. Setelah 10 hari tak bertemu, Naima akhirnya membicarakan hal tersebut di Whatsapp. Calon suami Naima akhirnya meminta maaf dan mengungkapkan hal tersebut di luar kendalinya.
Hari pernikahan mereka berjalan lancar dan sangat bahagia. Hari pertama kedua sampai hari ketiga pernikahan Naima belum merasakan hal aneh. Selayaknya pengantin baru, mereka masih menghabiskan waktu bersama di rumah.
Sampai hari keempat, Naima merasakan sesuatu yang aneh. Suaminya pergi ke rumah temannya dan pulang hingga malam. Sampai di rumah, ia langsung tidur dan Naima merasa dijauhi.
Tak hanya sang suami, keluarga dari sang suami pun berangsung berubah. Sikap mereka mulai membuat Naima tak enak hati. Sikap sang suami berangsung dingin. Tidak ada obrolan hangat dan canda tawa layaknya suami istri. Bahkan, ponsel sang suami yang biasanya bebas dijelajahi Naima mulai diberi pola.
Naima menjelaskan pernihakannya yang semakin tak karuan. Tak ada kata pamit setiap ia berangkat kerja, bahkan teh dan kopi yang Naima buatkan tak disentuh. Sampai akhirnya Naima jatuh sakit, sang suami tak pernah ada di sampingnya. Naima pun menelepon orangtuanya dan dijemput pulang ke rumah.
Advertisement
Pesan dari Getir Pernikahan
Kembali ke rumah orangtuanya, Naima akhirnya menceritakan hal-hal yang terjadi di rumah tangganya. Orangtua Naima mengajak pihak suami untuk membicarakan langsung dan mencari solusi. Sayangnya, tawaran tersebut tak ditanggapi dengan baik, lewat telpon, Naima dilepas oleh sang suami.
Bukan hal yang mudah setelah perpisahan mereka setelah pernikahan yang berlangsung baru 12 hari. Naima mengaku merasa ditelanjangi oleh sekitarnya. "Setiap keluar dan bertemu orang yang mengerti tragedi ini, 'Itu loh cewe yang nikah cuman 12 hari','nggak kasihan orang tuanya apa nikah dibikin mainan,'" ujar Naima dalam awal Cuitannya.
"Dari yang awalnya suka banget keluar rumah,sekarang setiap keluar mesti pake masker dan helm dari dalam rumah. Setiap kemana-mana diliatin dengan tatapan aneh dan suara bisik-bisik yang akupun tau bahasannya apa," sambungnya.
Naima menambahkan tujuannya membagikan kisahnya karena membutuhkan penyemangat sekaligus pengingat untuk teman-teman lain untuk lebih mengenal pasangan sebelum menuju jenjang yang lebih serius. (Adhita Diansyavira)