Sukses

Dituding Rasis pada Penumpang Korea Terkait Virus Corona, Maskapai KLM Minta Maaf

Dipicu masalah virus corona, Tagar 'BoycottKLM' langsung jadi tren di Twitter Korea Selatan.

Liputan6.com, Jakarta -  Wabah virus corona bukan saja membuat banyak orang khawatir dan kebingungan, tapi sepertinya juga memicu sejumlah orang untuk bertindak rasis.

Tak hanya menimpa orang-orang China, negara tempat virus itu bermula, tapi juga negara tetangganya seperti Korea Selatan. Tindakan rasis itu dilakukan oleh kru maskapai penerbangan terkemuka dari Belanda, KLM.

Hal itu bermula saat salah seorang awak kabin KLM melarang seorang penumpang asal Korea Selatan. untuk menggunakan toilet karena khawatir penyebaran virus corona.

Kejadian ini berlangsung saat pesawat KLM berangkat dari Bandara Incheon menuju Amsterdam, Belanda pada 10 Februari 2020. Seorang awak kabin menuliskan tulisan dalam bahasa Korea di pintu masuk toilet yang bertuliskan "Toilet hanya untuk awak kabin saja".

Seorang penumpang kemudian membagikan tulisan tersebut ke media sosial dan sempat viral. Penumpang tersebut dalam unggahannya menuding pihak KLM melakukan tindakan rasis dan diskriminasi terhadap penumpang Korea karena tulisan itu hanya dalam bahasa Korea karena dianggap bisa menularkan virus corona.

"KLM yang terhormat ... Hari ini, Anda cukup jelas bahwa Anda mendiskriminasi ras. Menggunakan virus corona sebagai alasan. Anda berutang permintaan maaf yang besar kepada teman saya dan Korea," tulis seorang pengguna Twitter, dalam bahasa Inggris dan Korea.

Tagar 'BoycottKLM' langsung jadi tren di Twitter Korea Selatan. Situasi itu membuat pihak KLM mengadakan konferensi persi di Seoul. Mereka meminta maaf sambil membungkuk dalam acara jumpa pers tersebut.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kurang Informasi Soal Corona

"Ini adalah kesalahan manusia, dan kami tidak menganggapnya enteng. Kami sangat menyesal karena ini dinilai sebagai diskriminasi, yang sama sekali bukan maksud awak kapal," ucap Guillaume Glass, manajer umum regional Air France-KLM, dilansir dari Reuters, 13 Februari 2020.

Glass mengungkapkan kru KLM tidak punya kewenangan untuk membuat peringatan pemakaian toilet maupun menambahkan bahasa Korea dalam tanda peringatan toilet tersebut.

Sebelumnya, Kementerian Transportasi Korea Selatan membuat pernyataan yang memperingatkan KLM bahwa tulisan peringatan itu diskriminatif dan menyerukan perusahaan agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi. Mereka juga memaklumi kalau kejadian tersebut dipicu oleh pengetahuan dan informasi yang kurang lengkap tentang virus corona.

Selain mengadakan jumpa pers, KLM juga meminta maaf melalui Instagram. Mereka mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan investigasi lebih lanjut tentang kejadian tersebut.