Sukses

Ribuan Orang Serbu Festival Pesona Bau Nyale 2020 di Lombok

Sejak pukul 03.00 WITA wisatawan sudah berkumpul di Pantai Seger yang dikenal sebagai salah satu destinasi selancar terbaik di Lombok.

Liputan6.com, Jakarta -  Ada cerita menarik dan tradisi menarik seputar daerah Mandalika di Lombok, Nusa Tenggaa Barat (NTB), yang akan menjadi salah satu tuan rumah ajang MotoGP 2021.

Fajar masih belum tampak saat ribuan pemburu telah bersiap di bibir Pantai Seger, Lombok Tengah, NTB, Sabtu, 15 Februari 2020. Mereka adalah masyarakat bersama wisatawan yang akan berburu Nyale, cacing warna-warni yang konon disebut sebagai perwujudan dari Putri Mandalika yang cantik nan anggun.

Inilah puncak dari rangkaian Festival Pesona Bau Nyale 2020 yang digelar sejak 8 Februari 2020. Festival ini mengemas khazanah budaya di Lombok sebagai daya tarik wisatawan.

Menurut cerita rakyat, dahulu ada seorang putri cantik bernama Mandalika. Kabar kecantikan putri ini tersebar ke seluruh pelosok pulau, sehingga banyak pangeran yang jatuh cinta dan ingin menikahi sang putri.

Tak menginginkan terjadinya perang atau konflik karena diperebutkan oleh banyak pangeran, Mandalika memilih untuk terjun ke laut. Sebelum terjun, ia sempat mengucapkan janji untuk mengunjungi rakyatnya dalam rupa/wujud Nyale.

Cacing laut tersebut hanya muncul satu tahun sekali dan dipercaya sebagai wujud kunjungan putri Mandalika untuk masyarakatnya. Mereka juga percaya hal itu sebagai berkah bagi masyarakat setempat dan juga berkhasiat menyembuhkan penyakit.

Dalam keterangan tertulis yang diterima dari Biro Komunikasi Kemenparekraf, Minggu, 16 Februari 2020, sejak pukul 03.00 WITA wisatawan sudah berkumpul di Pantai Seger yang juga dikenal sebagai salah satu destinasi selancar terbaik di Lombok ini. Para pemburu Nyale datang dari berbagai kalangan dan usia. Mulai dari anak-anak sampai dewasa, laki-laki maupun perempuan. Tak ada batasan.

Mereka sepertinya tak mengindahkan dinginnya air laut. Ribuan pemburu menceburkan diri ke pantai berkarang. Teriakan para pemburu beradu kencang dengan deburan ombak pantai Seger. Dengan lampu penerangan yang dipasang di kening atau senter di tangan, para pemburu dengan sigap mencari Nyale.

2 dari 3 halaman

Mengandung Protein Tinggi

Jika dilihat dari atas bukit di samping Pantai Seger, pemandangannya berbeda lagi. Cahaya penerangan mereka saling singkap, berpadu dengan cahaya rembulan.

Proses menangkap Nyale sendiri dilakukan dengan menggunakan kayu berbentuk huruf ‘U’ yang diikat dengan jaring di belakangnya. Nyale yang bermunculan dari dalam karang itu kemudian diserok dengan jaring tersebut.

Dibutuhkan kesabaran agar tangkapan Nyale banyak. Mengingat cacing ini cukup lincah dan licin.

"Saya dapat nyale lumayan banyak, ini akan saya konsumsi bersama keluarga, setahun sekali," tutur Agus yang datang dari Kota Mataram sambil menunjukkan hasil tangkapannya yang berisi Nyale hampir setengah ember.

Namun, lanjut Agus, Nyale yang dia dapat kali ini tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.  Wujud Nyale sendiri begitu unik, berwarna-warni. Nyale juga mengandung protein yang tinggi sehingga sangat layak untuk dikonsumsi.

3 dari 3 halaman

Usai Setelah Matahari Terbit

Tak heran jika setelah menangkap, ada warga yang langsung memakannya. Tapi ada juga yang dibawa pulang dan dimasak untuk dimakan bersama keluarga.

Biasanya masyarakat memasaknya dengan cara dipepes dengan bungkus daun pisang. Kegiatan berburu Nyale baru usai setelah matahari terbit.

Staf Ahli Menteri Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ari Juliano Gema saat mengikuti prosesi Bau Nyale mengatakan, ini menjadi budaya dan atraksi yang unik sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan untuk datang ke Nusa Tenggara Barat.

"Festival Bau Nyale jadi cara efektif mempromosikan keindahan atraksi dan budaya di NTB. Harapannya, mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang serta membantu menggerakan perekonomian masyarakat lokal," tutur Ari Juliano.