Liputan6.com, Jakarta - Airbnb menutup seluruh layanan pemesanan di Beijing, China, akibat penyebaran virus corona yang semakin meluas. Penutupan ini dilaporkan berlangsung sejak 7 Februari hingga 30 April 2020.
Sebelumnya, berbagai perusahaan lainnya pun telah melakukan hal yang sama layaknya Airbnb. Dari jasa perjalanan hingga restoran mengambil langkah tersebut demi kenyamanan dan kesehatan para pelanggannya. Yang terbaru, jaringan Hotel Hilton menutup 150 cabangnya yang berada di Tiongkok hingga situasi bisa dikendalikan.
Advertisement
Baca Juga
"Ketika upaya mengendalikan wabah virus corona terus berlanjut, kami akan mematuhi panduan yang dikeluarkan oleh pemerintah selama keadaan darurat ini," ucap perusahaan Airbnb, dikutip dari Travel+Leisure, Senin (17/2/2020).
Pihak Airbnb akan mengembalikan uang dan memberikan pelayanan terbaik kepada para tamu yang membatalkan pemesanan. Mereka pun mengatakan akan terus bekerja semaksimal mungkin untuk mendukung program pemerintah.
Karena sebagian besar kasus yang terkonfirmasi berada di daratan China, Airbnb mengatakan akan mengikuti perintah dari pemerintah kota mengenai penyewaan dalam jangka pendek.
Sejauh ini, di luar Beijing, pemerintah daerah telah meminta untuk membatalkan pemesanan di Wuhan hingga 31 Maret, Wuxi hingga 20 Februari, Yogchuan Chongqing hingga 29 Februari, dan Sujiatun Shenyang hingga 31 Maret. Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah tingkat kota atau kabupaten tersebut dapat diperbaharui seiring perkembangan penanganan wabah virus corona di sana.
Â
Â
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Menewaskan Lebih dari 1.700 Orang
Berbeda dengan kota di luar Beijing, layanan pemesana di Provinsi Hubei ditutup berdasarkan kebijakan keadaan darurat saat ini. Tamu yang memesan sebelum 28 Januari 2020 di Hubei dan akan check-in pada 1 April 2020 atau lebih awal memenuhi syarat untuk mendapat pengembalian uang penuh.
Bagi pelanggan yang telah memesan perjalanan ke daratan China dapat menerima pengembalian uang atas pemesanan sebelum 1 Februari 2020 untuk perjalanan hingga 29 Februari 2020.
Sejauh ini, korban virus corona dilaporkan telah mencapai lebih dari 1.700 orang. Menurut World Health Organization (WHO), terdapat lebih dari 69 ribu orang yang telah terinfeksi virus corona di seluruh dunia. (Tri Ayu Lutfiani)
Advertisement