Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya Indonesia, sektor pariwisata di Singapura juga terdampak signifikan akibat penyebaran wabah virus corona. Negeri Singa kehilangan turis asal Tiongkok yang menjadi penyumbang utama wisatawan di Singapura, terutama setelah otoritas setempat melarang seluruh penerbangan dari Tiongkok mendarat di Singapura.Â
John Gregory Conceicao, Executive Director Singapore Tourism Board untuk South East Asia International Group menyebut secara umum, Singapura diprediksi akan mengalami penurunan tingkat kunjungan wisatawan sebesar 25--30 persen pada 2020. Hal tersebut jelas memengaruhi GDP negeri itu yang empat persen di antaranya disumbang oleh sektor pariwisata.
"Kami kehilangan 20.000Â turis setiap harinya (usai penutupan akses bagi Tiongkok)," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Advertisement
Baca Juga
John menerangkan Tiongkok selama empat tahun berturut-turut menempati posisi pertama sebagai kontributor kunjungan wisatawan ke Singapura. Pada 2019 saja, jumlah kunjungan turis Tiongkok ke Singapura mencapai 3,3 juta orang. Setelah kebijakan penutupan diberlakukan, praktis tidak ada warga Tiongkok yang mengunjungi negeri itu.Â
"Kebijakan itu perlu diambil pemerintah kami karena Singapura sangat kecil, padat, dan multinasional. Dengan pertimbangan itu, kami harus menjaga perbatasan kami," kata dia.
Belajar dari pengalaman menangani SARS pada 2003, pemerintah memerlukan waktu sekitar lima bulan untuk memulihkan sektor pariwisata di Singapura. Namun, John memprediksi pihaknya bakal membutuhkan waktu lebih panjang sebelum situasi kembali normal dan kondusif.
"Mungkin sekitar 5--7 bulan. Selama itu, kami akan melakukan apapun untuk menjaga warga negara dan turis yang datang ke Singapura," sambung dia.
Sejauh ini, Singapura mengonfirmasi 77 kasus pasien positif corona dengan 26 di antaranya sudah diperbolehkan pulang. Singapura memastikan mereka transparan terkait penanganan virus mematikan yang menyebar luas pertama kali di Wuhan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Indonesia Jadi Andalan
Sementara itu, Indonesia menjadi negara kedua penyumbang kunjungan wisatawan terbanyak ke Singapura. Bahkan, jumlah kunjungan turis asal Indonesia mencetak rekor pada 2019 lalu dengan angka 3,11 juta orang.
Area Director Indonesia untuk Singapore Tourism Board, Mohamed Firhan Abdul Salam menyatakan tingkat kunjungan itu meningkat sekitar 3 persen dari kunjungan pada tahun sebelumnya. Jumlah devisa yang diperoleh Singapura dari kunjungan turis Indonesia meningkat sekitar 6 persen atau mencapai 2,26 miliar dolar Singapura.
Maka itu, Singapura menganggap Indonesia sebagai salah satu pasar terpenting bagi negeri berjuluk red dot tersebut. Terlebih, sambung Firhan, Indonesia juga merupakan pasar yang tahan banting berkaca dari kasus wabah corona dan SARS.
"Pengunjung dari Indonesia tetap datang dan tidak panik (meski ada wabah corona)," ujarnya.
Selain beragam tindakan preventif yang dilakukan pemerintah, Singapura juga menyebut sikap pemerintah Indonesia yang tidak sampai mengeluarkan larangan berkunjung juga berpengaruh kepada sikap turis Indonesia. Mereka tetap datang, meski diakui ada yang membatalkan maupun menunda kunjungan ke negeri itu. Sejauh ini, Singapura juga tidak membatasi kedatangan wisatawan ke semua destinasi yang ada.
"Hanya diperingatkan untuk menjaga kebersihan personal. Bila Anda sakit, langsung konsultasi ke dokter," kata dia.Â
Advertisement