Sukses

Takut Virus Corona, Penumpang Pesawat Sampai Bungkus Diri Sendiri dengan Plastik

Selain memakai plastik, kedua penumpang tersebut juga mengenakan masker dan sarung tangan agar terhindar dari virus corona.

Liputan6.com, Jakarta -  Ancaman virus corona baru atau COVID-19 membuat banyak orang takut dan khawatir pergi naik pesawat terbang. Tak sedikit travelers yang merasa khawatir dengan kesehatan mereka saat traveling karena corona yang sudah mewabah ke berbagai negara.

Belum lama ini, sepasang penumpang pesawat di Australia diketahui rela berbuat ekstrem demi menghindari ancaman virus corona.

Cara yang mereka lakukan pun termasuk unik dan menarik perhatian banyak orang. Dari cuitan yang sempat jadi trending di Twitter, terlihat ada sepasang penumpang yang membungkus tubuh mereka dengan plastik saat berada di dalam pesawat.

Yang pria terlihat mengenakan plastik berwarna putih bening, sedangkan satunya lagi yang kemungkinan besar seorang wanita mengenakan plastik berwarna merah muda.

Selain memakai plastik, tentunya kedua penumpang tersebut juga mengenakan masker dan sarung tangan. Aksi sepasang penumpang ini direkam dan dibagikan oleh akun Twitter @Alyss423.

Pada cuitannya, sang pemilik akun menulis, "Currently behind me on the plane. When you super scared of #coronavirus #COVID2019 (Duduk di belakangku di pesawat baru-baru ini. Ketika kau sangat takut dengan #coronavirus #COVID2019)".

Dilansir dari laman Daily Mail, 21 Februari 2020, kedua penumpang pesawat tersebut diketahui sedang dalam penerbangan dari Sydney ke Pulau Hamilton di pesisir Australia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Terkesan Berlebihan tapi Dibela Warganet

Di Australia, sampai 23 Februari 2020, total sudah ada 15 kasus Covid-19. Lima di antaranya berada di Queensland, yang merupakan tujuan dari penerbangan tersebut.

Meski aksi kedua penumpang ini sepintas terkesan berlebihan, warganet banyak yang membela mereka dan mengaku akan melakukan hal yang sama. "Merekalah yang akan terakhir tertawa beberapa bulan dari sekarang, ketika mereka menjadi satu-satunya yang masih memiliki paru-paru yang bekerja dengan baik," tulis seorang warganet.

"Lebih baik aman daripada menyesal... namun, aku tidak mau mati karena sesak napas...""Aku tidak menyalahkannya. Aku akan melakukan hal sama," komentar warganet lainnya.

Tentu tak hanya Australia, industri penerbangan global menghadapi kerugian yang besar dan anjlokan finansial pertamanya dalam lebih dari satu dekade terakhir karena wabah virus corona.

Melansir CNN, International Air Transport Authority (IATA) memperingatkan pada 20 Februari 2020, bahwa dampak wabah corona pada permintaan penerbangan sebabkan kerugian 29 miliar dolar AS atau sekitar Rp401 triliun, dengan penerbangan Asia yang menanggung beban kerugian paling banyak.