Sukses

Studi Terbaru Sebut Pasar Seafood Wuhan Bukan Asal Virus Corona

Kendati, tak ditampik bahwa pasar seafood di Wuhan disebut sebagai salah satu tempat penyebaran virus Corona.

Liputan6.com, Jakarta - Virus Corona yang jadi sebab dua ribuan orang meninggal dunia disebut orisinalnya tak berasal dari pasar seafood di Wuhan. Hal ini diungkap para ilmuwan Tiongkok dalam studi terbaru.

Mengutip South China Morning Post, Selasa (25/2/2020), tim peneliti dari Xishuangbanna Tropical Botanical Garden di bawah Chinese Academy of Sciences and the Chinese Institute for Brain Research berkesimpulan bahwa pasar seafood Wuhan memang jadi tempat penyebaran, tapi bukan tempat lahir virus corona.

Tim yang dipimpin Dr Yu Wenbin ini mengumpulkan data genomika sampel 93 SARS-CoV-2 dari 12 negara untuk melacak sumber infeksi dan memahami bagaimana virus mematikan itu bisa menyebar. Dari situ, mereka menemukan, virus tersebut menyebar secara berulang di dalam Huanan Seafood Wholesale Market di Wuhan, dengan ekspansi terbesar terjadi pada 8 Desember 2019 dan 6 Januari 2020.

Berdasarkan penelitan yang dipublikasikan di laman resmi institut, 20 Februari 2020, analis memperkirakan bahwa virus tersebut berasal dari luar pasar. "Mobilitas tinggi membuat sirkulasi virus Corona menyebar ke seantero kota pada awal Desember 2019," begitu bunyi laporan tertulisnya.

Sebelumnya, Departemen Kesehatan Tiongkok dan pihak WHO mengatakan, pasien pertama yang menunjukkan gejala infeksi virus Corona tercatat pada 8 Desember 2019. Rentetan kasus serupa setelahnya membuat pasar seafood ditutup pada 1 Januari 2020.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 2 halaman

Awal Penyebaran Corona

Para peneliti menjelaskan, berdasarkan data genomika, kemungkinan terbesarnya, virus Corona mulai menyebar dari orang ke orang pada awal Desember, bahkan akhir November.

"Studi ini menyoroti apakah Pasar Huanan adalah salah satu tempat lahirnya virus corona untuk memahami sumber dan tahu pola penyebaran, berlanjut ke menyusun cara penyebaran," tim peneliti memaparkan.

Mereka menambahkan, walau National Centre for Disease Control and Prevention Tiongkok menerapkan peringaatan darurat level 2 pada 6 Januari 2020, informasi tersebut tak menyebar cukup luas.

"Bila peringatan menarik lebih banyak perhatian, jumlah kasus, baik nasional maupun global, pada pertengahan hingga akhir Januari sangat mungkin bisa ditekan," ucap mereka.

Sementara, Xiang Nijuan, peneliti dari Chinese Centre for Disease Control and Prevention, mengatakan bahwa orang yang terinveksi virus corona sebenarnya sudah terpapar selama dua hari sebelum menunjukkan sederet gejala. Karenanya, semua orang yang kontak dengan orang tersebut selama 48 jam harus mengiisolasi diri selama 14 hari.