Sukses

Derita Korban Badai Pasir Sahara, Penumpang Terlantar di Bandara Spanyol Tanpa Selimut dan Bahan Makanan

Ribuan penumpang dibiarkan tidur di lantai Bandara Las Palmas, Spanyol, saat pesawat tak bisa terbang karena badai pasir Sahara.

Liputan6.com, Jakarta - Penumpang pesawat Tui telantar di Bandara Las Palmas, Spanyol, akibat jadwal penerbangan yang terpaksa dibatalkan karena adanya badai pasir Sahara. Seluruh penumpang dibiarkan tanpa diberi bahan makanan atau penghangat tubuh.

Dilansir dari The Independent, Rabu, 26 Februari 2020, mulai dari anak-anak hingga lanjut usia terlihat duduk hingga tertidur di lantai.

"Mereka menjanjikan kami selimut, makanan, dan air," ujar penumpang dengan dua anak yang menunggu penerbangan pulang dari Gran Canaria sejak Sabtu, 22 Februari 2020, "Tetapi tidak ada yang diwujudkan," lanjutnya.

Jika dilihat dari peraturan hak penumpang pesawat di Eropa, setiap maskapai yang membatalkan penerbangan seharusnya menyediakan hotel dan konsumsi bagi para penumpang, apa pun penyebab keterlambatannya. Tetapi, ribuan penumpang yang memesan penerbangan di maskapai Tui dibiarkan tidur di bandara sejak Sabtu dan Minggu malam.

Pada Senin, 24 Februari 2020, dua pesawat milik Tui didatangkan ke Bandara Las Palmas. Para penumpang sudah berharap bisa langsung terbang ke Cardiff dan Manchester. Namun, kedatangan pesawat bukanlah kabar baik. Penerbangan tetap tidak bisa dilakukan sebab para kru telah habis jam kerjanya.

Pilot dan awak kabin tersebut menuju tempat beristirahat dan menginap di hotel sampai jadwal penerbangan baru. Padahal, para penumpang masih terdampar di bandara tanpa arahan.

"Kami telah mencoba untuk meminta Tui menyediakan hotel. Namun, mereka memberi tahu kami bahwa tidak ada hotel. Kami tidak tahu harus berbicara ke siapa lagi, sebab semua perwakilan maskapai pesawat sudah pulang," ujar seorang penumpang.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Pengembalian Uang

Banyak penumpang merasa kesal dan meluapkannya di media sosial. "Ini adalah gambaran anak saya tidur malam ini di Bandara Gran Canaria. Bukan karena cuaca, tetapi karena pilot kehabisan jam terbang," tulis Adriana Smith.

"Tidak ada perwakilan Tui yang terlihat. Jika Tui memiliki keinginan untuk menyediakan akomodasi, saya anggap ini bukan pergi menginap di bandara tanpa adanya selimut," lanjutnya.

Pihak The Independent telah menanyakan mengenai hak penumpang secara langsung ke Tui. Namun, perusahaan itu tidak menanggapinya. Mereka hanya memohon maaf kepada para penumpang.

"Kami ingin meminta maaf dengan tulus kepada para pelanggan kami yang penerbangannya terganggu oleh kondisi cuaca yang buruk dan berubah-ubah di Kepulauan Canaria selama akhir pekan," demikian pernyataan maskapai

Karena penundaan tersebut tidak hanya akibat cuaca tetapi lebih ke operasional, seharusnya Tui mengembalikan uang penumpang sejumlah 400 Euro atau setara dengan Rp6 juta jika disesuaikan dengan peraturan.

"Kami akan menghubungi penumpang untuk memberi mereka beberapa kompensasi," ujar seorang juru bicara Tui.

Namun menurut seorang penumpang yang tidak ingin disebut namanya, hal tersebut tidak akan cukup mengganti stres dan kecemasan yang dilalui oleh mereka. (Tri Ayu Lutfiani)

Â