Sukses

Cerita Akhir Pekan: Untung Rugi Gaet Influencer untuk Tarik Wisatawan

Beberapa kriteria dalam memilih influencer untuk bisa menggaet banyak wisatawan antara lain popularitasnya, dan bagaimana pengaruhnya dalam menyampaikan konten.

Liputan6.com, Jakarta -  Wabah virus corona yang berawal dari Wuhan, China dan sudah menyebar ke berbagai negara sangat berpengaruh pada lesunya sektor pariwisata di dunia, termasuk di Indonesia.

Berbagai upaya pun direncanakan dan diusahakan untuk menggaet wisatawan mancanegara yang sedang menurun drastis. Salah satunya dengan menggandeng influencer. Niat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio menggandeng influencer seperti Youtuber atau selebgram mendapat lampu hijau.

Pemerintah sudah menyiapkan sederet insentif untuk menyembuhkan sektor pariwisata yang sedang lesu akibat dihantam wabah virus Corona. Salah satunya anggaran untuk promosi lewat influencer.

Pemerintah total menyediakan dana untuk sederet insentif di tengah-tengah merebaknya virus corona. Khusus di sektor pariwisata, pemerintah menganggarkan Rp72 miliar untuk kegiatan promosi dengan menggandeng sejumlah influencer.

Lalu, benarkah butuh biaya sebesar Rp72 miliar untuk menggandeng para influencer dari berbagai negara untuk mempromosikan pariwisata Indonesia?

Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ari Juliano Gema mengatakan anggaran Rp72 miliar itu dipakai untuk berbagai jenis promosi, bukan hanya untuk influencer.  Alokasi dana untuk jasa pemengaruh tak akan dominan dari jumlah keseluruhan itu.

"Anggaran untuk influencer, tak sampai 50 persen dari Rp 72 miliar. Karena itu, pemerintah akan selektif dalam memilih pesohor di media sosial yang mampu menarik wisatawan, terutama turis mancanegara," jelas Ari saat ditemui di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kamis, 27 Februari 2020.

Beberapa kriteria yang dipertimbangkan dalam memilih influencer antara lain popularitasnya, jumlah pengikut atau follower-nya, dan bagaimana influencer (pemengaruh) itu dalam menyampaikan konten.

Ari menambahkan, sejumlah influencer yang diseleksi, ada yang dari dalam dan luar negeri. Khusus influencer dari luar negeri, pemerintah memilih mereka yang berasal dari kawasan Asia Tenggara dan Australia sebagai prioritas utama.

"Wisatawan luar negeri paling potensial berasal dari Asia Tenggara dan Australia. Setelah itu beberapa negara Asia, Eropa dan Amerika Serikat. Jadi kita akan gandeng influencer dari beberapa negara untuk mempromosikan wisata Indonesia di negara mereka masing-masing," terang Ari.

Untuk influencer dalam negeri juga akan digandeng Kemenparekraf. Namun itu bukan yang utama karena usaha untuk meyakinkan wisatawan mancanegara datang ke Indonesia tentu tak akan mudah sehingga perlu effort yang lebih besar.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Tanggapan PHRI

Menurut Ari, menggunakan jasa influencer sudah lebih dulu dilakukan beberapa negara Asia termasuk negara tetangga Indonesia.

"Negara-negara lain di Asia sudah melakukan langkah serupa, termasuk negara tetangga kita. Mereka sudah memakai jasa influencer dari berbagai negara untuk mempromosikan wisata mereka, jadi ini bukan sesuatu yang baru atau tidak lazim, ini sudah dilakukan negara-negara lain," tutur Ari.

Ia pun mengaku Kemenparekraf merasa optimis kalau program ini bisa menuai hasil positif dan menguntungkan bagi perkembangan pariwisata di Indonesia. Selain influencer, anggaran Rp 72 miliar juga digunakan untuk insentif ke maskapai penerbangan dan berbagai pihak yang berkontribusi dalam mempromosikan pariwisata Indonesia.

Contoh, ada diskon tiket pesawat 50 dolar AS atau sekitar Rp700 ribu. Diskon tiket pesawat itu, diberikan dalam tiga bulan ke depan bagi mereka yang akan datang ke 10 destinasi wisata prioritas di Indonesia yang telah ditentukan.

"Diskon itu tidak ada hubungan dengan influencer, Semua program ini rencananya akan dimulai awal Maret 2020 dan akan dievaluasi dalam tiga bulan apakah bisa berjalan dengan baik atau tidak," jelas Ari Juliano Gema.

Lalu, apakah rencana pemerintah tersebut mendapat sambutan positif dari para pelaku pariwisata Indonesia? Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menilai langkah pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp 72 miliar untuk influencer sangat tepat.

Nantinya mereka akan mempromosikan pariwisata Indonesia untuk mengantisipasi sepinya wisatawan sebagai dampak dari wabah virus Corona. Meski begitu, tetap harus ada komunikasi antara pelaku atau pemain pariwisata dengan influencer. Dengan begitu, influencer tidak hanya mempromosikan semata, melainkan juga paham target apa saja yang ingin dicapai oleh pemerintah dan pemangku pariwisata lainnya.

"Menurut kita efektif, tapi kembali lagi bagaimana mengelolanya, influencer-influencer ini seperti apa, saya bilang yang paling ngerti pelaku usaha, ada komunikasi yang intens juga dengan para pelaku," ucap Haryadi pada Liputan6.com di Menara 88, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 28 Februari 2020.

Ia memang tak menampik dampak yang dilakukan oleh para influencer terhadap sektor pariwisata karena mereka berpotensi mengajak pengikutnya agar tertarik dengan apa yang dipromosikannya.

"Yang penting, pesan yang disampaikan akan lebih jelas, karena influencer punya suara yang banyak. Kalau untuk untung ruginya, ya kita memang harus keluar biaya cukup banyak, tapi kalau memang sambutannya bagus ya berarti menguntungkan bagi kita," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Butuh Sosok Terkenal

Pendapat tak jauh berbeda juga dilontarkan pengelola kawasan wisata Geoprak Ciletuh, Sukabumi Jawa Barat, yang akan menjadi salah satu tuan rumah lomba lari Geopark Run Series 2020.

Menurut Ketua Ikatan Asosiasi Homestay Ciletuh Yandi Mulyana, usaha yang dilakukan Kemenparekraf dirasa cukup menarik dan bisa jadi alternatif untuk mengatasi menurunnya jumlah wisman. Kehadiran influencer dianggap akan cukup efektif untuk menarik minat wisman, apalagi kalau mereka bisa meyakinkan banyak pihak kalau Indonesia sampai saat ini masih terbebas dari virus corona.

"Yang terpenting diberi pembekalan dan pengertian yang tepat sehingga bisa lebih memahami kondisi dan situasi kawasan wisata yang akan dipromosikannya," tutur Yana di Jakarta, 27 Februari 2020.

"Untuk memastikan apa program ini efektif atau tidak, kalau nggak salah diberi waktu sekitar tiga bulan, setelah itu dievaluasi apakah efektif kalau tetap diteruskan atau justru sebaliknya. Ya kita tentu berharap program ini bisa berjalan dengan baik," sambungnya.

Program tersebut juga didukung Bupati Agam, Sumatera Barat, Indra Catri. "Kalau ada sosok orang terkenal atau punya pengaruh seperti infuencer biasanya banyak orang yang tertarik untuk datang ke sebuah tempat. Seperti di lomba Geopark Run Series ini, kalau ada orang terkenal yang ikut promosi atau mau datang, tentunya bisa membuat banyak orang makin tertarik untuk datang," katanya di Jakarta, 27 Februari 2020.

Sayangnya, pengelola salah satu kawasan wisata terpopuler di Jakarta yaitu Ancol Taman Impian belum mau memberikan komentar. Saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 28 Februari 2020 seputar program menggandeng influencer untuk menggaet wisatawan, pihak pengelola menegaskan belum mau memberikan komentar.

Mungkin saja mereka, dan sebagian dari kita, masih menunggu akan seberapa efektif serta apa saja keuntungan dan kerugian dari usaha menggandeng influencer untuk mempronosikan pariwisata Indonesiam terutama di luar negeri untuk bisa mendatangkan banyak wisatawan mancanegara.