Sukses

Pakai Hand Sanitizer Terlalu Banyak Malah Tingkatkan Risiko Infeksi Corona

Cegah infeksi corona, hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60 persen merupakan alternatif saat tak bisa mengakses sabun dan air mengalir.

Liputan6.com, Jakarta - World Health Organisation (WHO) mengimbau untuk menjaga standar higienis untuk menghindari infeksi corona atau juga dikenal sebagai COVID-19. Salah satu upaya preventifnya adalah dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sesering mungkin.

Tapi, bila memang sedang tak memungkinkan mengakses air dan sabun, hand sanitizer jadi alternatif yang disarankan. Kendati demikian, ada hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya untuk mencegah infeksi corona.

Melansir laman Express, Selasa (3/3/2020), dalam sebuah wawancara dengan Kyodo News, juru bicara Kao Corporation menjelaskan, hand sanitizer bisa menghilagkan bakteri normal yang berada di permukaan kulit.

"Tapi, menggunakannya (hand sanitizer) secara berlebihan juga tak disarankan. Bisa-bisa malah meningkatkan risiko infeksi COVID-19," ujarnya.

Pasal, disinfektan berbasis alkohol bisa menghilangkan air dan minyak alami yang membuat permukaan kulit kering. "Permukaan kulit kering bisa meningkatkan risiko virus masuk ke dalam tubuh," imbuhnya.

Dalam pencegahan infeksi COVID-19, laman Pusat Kontrol dan Pencegahan Wabah Amerika Serikat menjelaskan, hand sanitizer berbasis alkohol setidaknya 60 persen biasanya dituang ke salah satu punggung tangan dalam jumlah sesuai arahan produk.

Jadi, pastikan Anda membaca petunjuk penggunaan karena berapa banyak yang mesti aplikasinya sangat mungkin berbeda bagi tiap produk.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 2 halaman

Usahan Cuci Tangan Sesering Mungkin

Sebagai catatan, hand sanitizer adalah alternatif terakhir bila tak bisa mengakses sabun dan air mengalir untuk membersihkan tangan. Menurut beberapa studi yang dirangkum Pusat Kontrol dan Pencegahan Wabah Amerika Serikat, mencuci tangan masih terbukti lebih efektif mencegah infeksi corona.

Terlebih, beberapa penelitian yang dimaksud menyebutkan bahwa hand sanitizer dapat bekerja dengan baik di pengaturan klinikal, seperti rumah sakit, di mana tangan biasanya tak kontak dengan kotoran terlihat.

Hand sanitizer jadi kurang efektif bila tangan terlihat sangat kotor, misal noda setelah berkebun, bermain olahraga tertentu, dan sisa menyiapkan makanan. Karenanya, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir masih sangat direkomendasikan.