Sukses

4 Racikan Kopi Tradisional Indonesia nan Nikmat untuk Rayakan Hari Kopi Nasional

Dicampur arang hingga taburan kenari, nikmatnya racikan kopi tradisional Indonesia bikin lidah serasa bergoyang.

Liputan6.com, Jakarta - Selamat Hari Kopi Nasional! Perayaan yang dimulai pada 2018 itu dicanangkan bersamaan dengan pengukuhan pengurus Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) di Tangerang Selatan, Banten.

Dikutip dari berbagai sumber, Dekopi yang dibentuk untuk membantu menyejahterakan para petani kopi di Indonesia. Lembaga itu bertugas untuk mengidentifikasi persoalan kopi, regulasi, standar, dan program sehingga pemerintah mendapat masukan yang baik untuk perbaikan sistem perkopian Indonesia.

Di luar itu, negeri ini kaya dengan varian kopi berkualitas. Banyak varietas yang bahkan sudah didistribusikan ke seluruh dunia dan dipakai oleh kedai-kedai di luar negeri, seperti kopi Gayo, kopi Toraja, kopi Flores, dan kopi Kintamani.

Belakangan, kedai-kedai lokal merajai pasar dalam negeri dan memanfaatkan biji-biji kopi terbaik. Kopi makin menjadi bagian dari gaya hidup, terutama masyarakat urban yang butuh doping kafein agar bisa melek. Racikan kopi pun jadi makin bervariasi walau kini didominasi oleh kopi susu.

Namun, racikan kopi di Indonesia tak hanya itu. Ada banyak minuman kopi tradisional yang layak diseruput untuk merayakan Hari Kopi Nasional yang jatuh pada hari ini, Rabu (11/3/2020). Apa saja? Berikut rangkumannya dilansir dari berbagai sumber.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Kopi Jahe

Dikutip dari laman kebudayaan.kemendikbud.go.id, kopi jahe diketahui sebagai salah satu kuliner Betawi yang telah ada sejak abad ke-18. Masyarakat Betawi menyebutnya sebagai Zanzabil, sedangkan kata kopi disebut dengan nama Gahwa. 

Kopi jahe pada saat itu tergolong istimewa karena hanya disajikan pada acara-acara tertentu, seperti pesta pernikahan, khitanan, hingga perayaan hari besar agama Islam. Kopi dihidangkan sebagai pelengkap sajian.

Rempah-rempah yang dimasukkan ke dalam minuman kopi tersebut didapat dari para pedagang yang banyak bersandar di pelabuhan di tepi Kali Angke. Sebelum bersandar, mereka menggunakan perahu dan rakit menyusuri kali Cisadane.

Kopi Jahe juga kerap disajikan pada acara atau kegiatan yang dilakukan pada malam hari. Maksudnya adalah untuk mengusir hawa dingin pada malam hari karena kandungan rempah-rempah yang bisa menghangatkan tubuh. Meski disebut kopi jahe, isi di dalam minuman itu jauh lebih kaya, seperti jahe merah, cengkih, kapulaga, kayumanis, dan daun pandan.

3 dari 5 halaman

2. Kopi Arang

Kopi arang mudah ditemukan di sekitar Stasiun Tugu, Yogyakarta. Pada dasarnya, kopi arang adalah kopi hitam dengan celupan bara panas ke dalamnya. 

Arang yang dipakai dalam kopi dinilai aman lantaran bermanfaat sebagai pengikat racun yang ada di dalam tubuh peminumnya. Tak heran, karbon aktif juga dimanfaatkan dalam berbagai kuliner lainnya, seperti es krim. 

Warung kopi arang yang paling terkenal di Yogyakarta adalah Kopi Joss. Pemilik kedai itu menggunakan teknik pembuatan kopi tradisional dengan memanfaatkan ceret. Rasanya membawa memori rasa ke masa lalu.

4 dari 5 halaman

3. Kopi Talua

Talua ternyata juga punya versi racikan kopinya. Kombinasi kopi dan telur dari Minangkabau itu dinamakan kopi talua. Cita rasanya manis gurih yang khas dengan buih yang lembut.

Meskipun sama-sama menggunakan kuning telur, ada beberapa hal berbeda dalam teknik peracikan kopi talua jika dibandingkan dengan teh talua. Perbedaan tersebut di antaranya pada tahap pengocokan telur.

Pada kopi talua, kuning telur yang telah terpisah dari putihnya dimasukkan dalam gelas berisi susu kental manis dan ditambahkan satu sendok teh bubuk kayu manis. Campuran ini kemudian dikocok hingga mengembang, lalu ditambahkan air seduhan kopi yang mendidih.

Air seduhan kopi yang mendidih inilah yang berfungsi mematangkan telur saat pengocokan berlangsung. Proses ini menciptakan tekstur buih yang lembut pada minuman ini.

5 dari 5 halaman

4. Kopi Rarobang

Racikan kopi tradisional yang ini mungkin kurang familiar bagi banyak warga di Indonesia. Tapi, rasa kopi rarobang tak boleh disepelekan, sekilas mengingatkan pada rasa minuman bandrek yang ada di Jawa Barat.

Bahan utama kopi rarobang adalah kopi arabika yang kemudian dicampurkan berbagai rempah dari tanah Maluku. Rempah-rempah yang digunakan adalah jahe, cengkih, kayumanis, dan serai. Ditambah gula pasir, semuanya direbus dalam air hingga mendidih.

Sementara itu, siapkan irisan kacang kenari untuk nanti ditaburkan di atas minuman kopi. Bila menyukai kopi susu, sedikit susu kental manis juga bisa dicampurkan ke dalamnya. 

Minuman ini dapat memberikan ketenangan sekaligus memulihkan kondisi tubuh yang lelah setelah seharian bekerja. Itu sebabnya kopi Rarobang biasa dinikmati sore hari ketika para pekerja baru saja pulang dari pekerjaan mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.