Sukses

Maskapai Eropa Terbangkan Pesawat Hantu Akibat Wabah Corona

Perkembangan virus corona yang kian masif membuat jumlah penumpang pesawat mendadak lesu.

Liputan6.com, Jakarta -  Wabah virus corona yang semakin mendunia sangat berimbas pada dunia penerbangan. Banyak orang yang takut dan khawatir berpergian ke luar negeri karena khawatir terpapar virus corona baru atau Covid-19.

Meski jumlah penumpang menurun drastis, beberapa maskapai penerbangan di Eropa tetap beroperasi. Mereka menerbangkan 'pesawat hantu' demi menjaga jatah rute.

Perkembangan virus Covid-19 yang kian masif membuat jumlah penumpang pesawat mendadak lesu. Selain merugi, tak sedikit maskapai dunia yang dihadapkan pada dilema bernama jatah rute.

Di negara anggota Uni Eropa misalnya, ada peraturan yang mengharuskan maskapai untuk tetap terbang apapun kondisinya. Jika tidak, maskapai akan terancam kehilangan jatah rutenya.

Dilansir Business Insider, maskapai yang memiliki rute ke luar benua Eropa diwajibkan menerbangkan 80 persen dari total rute mereka atau kehilangan jatah rute ke kompetitor.

Kondisi yang tidak mengenakkan itu pun memaksa sejumlah maskapai Uni Eropa untuk 'membakar' bahan bakar pesawat dan tetap terbang, sekali pun hanya satu dua penumpang atau bahkan tidak ada penumpang sama sekali.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Menangguhkan Aturan

Menanggapi kondisi tersebut, Menteri Perhubungan Inggris Grant Shapps menulis sebuah surat pada Airport Coordination Limited (badan pembuat aturan bandara Inggris atau ACL) untuk sementara menangguhkan aturan tersebut di tengah wabah corona.

"Saya menyadari, untuk memenuhi aturan 80/20 tersebut maskapai sampai menerbangkan pesawat dengan tingkat okupansi penumpang yang rendah atau bahkan kosong. Hal itu dilakukan untuk mempertahankan jatah rute mereka," ucap Shapps.

Pihak ACL sebenarnya sudah menangguhkan aturan untuk penerbangan ke dan dari Hong Kong dan China daratan. Namun, mereka belum menangguhkan untuk tujuan lainnya, dari dan menuju negara-negara anggota Uni Eropa.