Sukses

Resep Makanan Jepang Berusia 1.000 Tahun Populer Lagi Berkat Corona

Makanan Jepang berusia kurang lebih 1.000 tahun ini berbahan dasar susu.

Liputan6.com, Jakarta - Panic-buying terjadi di sejumlah negara seiring penyebaran virus corona. Sementara di Indonesia hand sanitizer dan masker cukup sulit ditemui, Jepang punya kekhawatiran pada jumlah pasokan susu yang memicu publik membeli produk tersebut secara besar-besaran.

Bergalon-galon susu yang sebenarnya tak tahu mau diapakan itu kemudian jadi masalah. Alhasil, melansir dari laman Vice US, Jumat (13/3/2020), publik Negeri Matahari Terbit malah membuat makanan berbahan susu untuk menghabiskan produk tersebut menggunakan resep makanan berusia kurang lebih seribu tahun.

Makanan berbentuk keju yang bernama su ini dilaporkan merupakan kudapan mewah dari periode Asuka (538--710 masehi) hingga masa Heian (795--1185 masehi). Sajian ini disebut-sebut sebagai produk susu pertama Jepang.

Dilaporkan bahwa konsumsinya terkait pengobatan penyakit tertentu atau semata dimanfaatkan sebagai makanan penutup. Juga, acap kali dijadikan hadiah untuk para kaisar.

Menurut SoraNews24, tak ada resep persis dalam membuat makanan ringan yang kembali populer karena penyebaran corona ini. Tapi, sebuah buku yang selesai sekitar tahun 927 masehi yang memuat regulasi pemerintah menjelaskan persiapan pembuatannya.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 2 halaman

Mengonsumsi dalam Kadar Secukupnya

Ide umum dalam pembuatan su adalah memasak 18 liter susu hingga hanya tinggal 1,8 liter yang tersisa. Proses memasak ini menghasilan sajian yang bertekstur keras, bisa dipotong, kemudian dimakan.

Seorang reporter SoraNews24 bernama Idate Ayaka membuat su versinya sendiri. Ia sudah pernah mencicipi makanan tersebut di sebuah museum. Karenanya dalam proses pembuatan, ia bisa menakar apakah rasanya sudah dekat dengan yang dulu pernah dicicip.

Dalam membagikan hasil kreasinya lewat unggahan di media sosial, Ayaka menekankan bahwa ada aristokrat era Heian meninggal karena diabetes yang disebabkan terlalu banyak mengonsumsi su.