Sukses

Destinasi Wisata di Asia yang Banyak Dikunjungi Sepi Pelancong Akibat Virus Corona

Sejumlah destinasi wisata di Asia sepi pengunjung akibat virus corona. Mereka lebih memilih tinggal di rumah.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah destinasi wisata di beberapa negara di Asia sepi pengunjung saat wabah virus corona baru atau Covid-19 merebak. Sebelumnya, turis berdesak-desakan mengunjungi menara Angkor Wat di Kamboja.

Destinasi wisata paling Instagrammable di Asia, seperti kuil, tempat berjalan kaki, jalan-jalan perbelanjaan, museum dan mausoleum kosong. Begitu juga tidak ada kerumunan yang biasanya terjadi di Kuil Sensoji di Tokyo, Bund Shanghai, The Peak di Hong Kong, dan Sydney Harbour.

Banyak pengunjung yang sekarang lenyap berasal dari Tiongkok, sebuah negara yang para pelancongnya telah sepenuhnya membentuk ekonomi wisata Asia selama beberapa tahun terakhir.

Kompleks Angkor Wat, keajaiban arsitektur Khmer abad ke-12 yang berupa benteng-benteng dan bangunan lainnya serta reliefnya yang unik memikat jutaan orang setiap tahun. Namun saat musim ramai pengunjung, tempat ini justru sepi dan terendah dalam catatan.

Pemandu penduduk Kamboja yang berbahasa Cina Hor Sophea belum melakukan tur sejak akhir Januari. Dia harus mengeluarkan uang secara ketat.

"Aku belum pernah melihat sangat sedikit turis," kata wanita berusia 36 tahun, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (13/3/2020).

Dia menunjuk parit besar di dalam kompleks Angkor Wat, yang gang-gangnya biasanya ramai dengan kerumunan turis untuk swafoto, tetapi sekarang kosong.

"Aku sangat khawatir ... aku tidak tahu berapa lama lagi kami bisa melanjutkan (pemandu wisata) seperti ini," imbuhnya.

Kompleks Angkor di Provinsi Siem Reap menarik sebagian besar wisatawan asing yang mencapai rekor 6,6 juta pada 2019, hampir setengahnya berasal dari Tiongkok. Namun, wabah virus corona telah melemahkan kedatangan wisatawan Tiongkok sebesar 90 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 2 halaman

Hampir Kosong Pelancong

Perdana Menteri Hun Sen telah mengumumkan keringanan pajak untuk hotel dan penginapan di Siem Reap selama empat bulan untuk mengimbangi kerugian.

Tetapi penemuan pada Sabtu pekan lalu tentang orang Kamboja pertama yang terinfeksi di Siem Reap, kemungkinan akan membuat para pelancong lebih memilih tinggal di rumah.

Di Bali, dermaga yang dulu dipenuhi dengan kedatangan wisatawan dari Tiongkok sekarang dihiasi dengan kapal-kapal yang ditambatkan. Sementara di Tokyo, kemerosotan pengunjung daratan dan juga warga Korea Selatan jadi pukulan buat restoran di daerah wisata.

Di pasar ikan Tsukiji, beberapa restoran mengatakan penerimaan mereka menurun 70 persen. "Orang-orang berhenti datang dari Tiongkok selama Tahun Baru Imlek ... jalan-jalan dan toko-toko di sekitar sini hampir kosong," kata Hiroshi Oya (61), seorang juru masak di sebuah restoran hidangan laut Jepang kepada AFP.

"Kemudian orang Korea Selatan juga berhenti datang. Toko tuna di sebelah kami memutuskan untuk menutup sementara untuk menghindari biaya operasional," tambahnya.