Liputan6.com, Jakarta - Miss England 2019, Bhasha Mukherjee, terperangkap di India ketika melaksanakan pekerjaan amal. Momen itu terjadi saat Perdana Menteri India Narendra Modi membatalkan semua penerbangan ke luar negeri.
Dilansir dari Daily Mail, Jumat, 27 Maret 2020, perempuan berusia 24 tahun, yang bekerja di Rumah Sakit Pilgrim di Boston, Lincolnshire itu sedang dalam tur kemanusiaan empat minggu di India bersama Coventry Mercia Lions.
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan bahwa dirinya merasa bersalah mendengar tentang staf NHS yang bekerja dalam shift 13 jam. Maka dari itu, ia memutuskan untuk memesan penerbangan pulang pertama.
Tetapi penerbangan 21 Maret 2020 ke luar negeri dibatalkan karena kasus corona COVID-19 global terus melonjak dan Perdana Menteri India memberlakukan larangan perjalanan.
Sekarang, dia memohon pemerintah Inggris untuk membantunya kembali ke Inggris di mana dia bermaksud untuk membantu NHS yang terkepung melawan virus corona COVID-19.
"Minggu lalu semuanya mulai berubah dengan sangat cepat," katanya. "Aku mulai menerima e-mail dari kantor memintaku untuk kembali. Aku tahu betapa aku sangat dibutuhkan sehingga aku mengirim e-mail kepada mereka bahwa aku bersedia untuk kembali," kata Miss England 2019.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Menyendiri di Dalam Kamar
Ratu kecantikan itu lahir di India, tetapi pindah ke Derby, Inggris bersama keluarganya ketika dia berusia sembilan tahun. Dia memulai karier pertamanya sebagai dokter junior pada Agustus 2019, hanya beberapa jam setelah dinobatkan sebagai Miss England.
Bhasha terbang kembali ke India awal bulan ini bersama ibunya Mita untuk melaksana pekerjaan amal dengan sebuah kelompok yang mendukung beberapa badan amal internasional.
Tetapi setelah larangan perjalanan diberlakukan, keduanya dipisahkan ketika ibunya tidak dapat naik penerbangan yang sama kembali ke Kolkata. Ibu dan anak itu juga akan terbang ke Pakistan pada minggu berikutnya untuk perjalanan mereka.
Staf maskapai mengatakan bahwa pesawat itu telah mendarat tanpa batas waktu. Meski awalnya mengatakan penundaan tersebut terjadi karena masalah teknis. "Momen itu adalah situasi yang memicu kecemasan. Aku pikir bagaimana aku bisa pulang dan kembali bekerja," katanya.
"Ada ratusan orang yang hanya berdiri di bandara dengan tas-tas mereka mati-matian berusaha terbang dan pergi. Aku hanya duduk di lantai sambil menangis. Semua orang menangis, berusaha keras untuk pulang. Aku merasa seperti seorang pengungsi, " tambahnya.
Bhasha mengatakan dia dipaksa untuk menyendiri di antara keluarga karena neneknya yang berusia 92 tahun termasuk orang yang rentan terhadap corona COVID-19. "Aku benar-benar terjebak di kamarku, merasa sama sekali tidak berguna," katanya.
Advertisement