Liputan6.com, Jakarta - Sudah sering melewati perempatan menuju Jalan Pramuka dan Jalan Matraman Raya, saya sebenarnya tidak menyangka ada hotel di kawasan yang sangat padat itu.
Desain Rumah Gadang, rumah adat masyarakat Minang atau Sumatera Barat terlihat jelas di bagian teratas hotel dengan tulisan Hotel Balairung tepat di bawahnya.
Begitu memasuki hotel yang tadinya saya kira adalah kantor Pemda Sumbar di Jakarta atau Bank Nagari, nuansa Minang memang langsung terasa.
Advertisement
Baca Juga
Ada beberapa ornamen khas Minang seperti rumah gadang dalam bentuk mini, berbagai ornamen kain dan pelaminan khas pengantin Minang. Ada juga beberapa peralatan musik khas Minang. Lobinya terlihat cukup besar dan nyaman dengan dua buah sofa besar.
Lalu di bagian luar ada beberapa bangku dan meja untuk menikmati makanan maupun minuman sambil merokok. Di samping meja resepsionis, terlihat restoran hotel yang diberi nama Dapua (dari bahasa Minang yang berarti dapur).
Sedangkan di sebelahnya ada mini lounge yang menyajikan minuman seperti kopi, teh dan beberapa minuman dan makanan ringan.
Sesuai dengan tagline mereka ‘Ethnic-Muslim Friendly Hotel’, mereka tidak menyajikan minuman beralkohol dan tentunya hanya menyajkan makanan dan minuman yang halal.
"Kita juga tidak menerima tamu pria-wanita yang bukan suami-istri atau punya hubungan keluarga. Jadi, pas check-in harus bisa menunjukkan surat nikah atau bukti lainnya kalau mereka pasangan suami-istri," terang Feri selaku Food & Beverages Manager Hotel Balairung Jakarta.
Setelah melihat-lihat bagian lobi dan sekitarnya, saya langsung menuju kamar hotel. Begitu masuk ke dalam kamar Deluxe, ternyata ruangannya sangat luas.
Masjid dan Beragam Jenis Masakan
Selain satu tempat tidur ukuran besar, ada satu buah sofa dan meja kerja yang cukup besar. Begitu juga kamar mandinya yang cukup luas yang dilengkapi dengan shower dan bathub yang sangat pas untuk bulan madu dan keluarga.
Ada empat tipe kamar di hotel yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno pada 2012 ini, yaitu Superior, Deluxe, Suite dan Royal Balairung Suite dengan rate mulai dari sekitar Rp1 juta sampai dengan Rp6 juta.
Yang unik dan jadi ciri khas hotel ini, ada satu buah Al Quran dan sajadah diletakkan di atas meja kerja. Untuk tamu wanita, bisa meminta dibawakan mukena ke kamar mereka.
Nuansa kamarnya memang homey dan nyaman, seperti di rumah sendiri dengan banyak pilihan fasilitas. Selain di kamar masing-masing, para tamu juga bisa salat di masjid yang terletak di lantai 3. Setahu saya, sangat jarang dan baru kali ini saya menjumpai ada masjid di dalam hotel.
"Masjid kita ini juga terbuka buat umum. Kita ada salat Jumat juga dan ada salat tarawih di bulan puasa. Biasanya banyak juga yang datang ke masjid kita, biasanya mereka dari kantor di sekitar hotel," ucap Feri.
Sambil beristirahat sejenak, saya menonton siaran televisi satelit baik dari televisi lokal maupun luar negeri. Malam harinya, saya turun ke lantai dasar untuk menyantap makan malam di Dapua Restoran. Mereka menyediakan menu nasional seperti sop brokoli, ayam goreng Mentega, bakwan goreng dan berbagai sambal khas minang pastinya.
Selain menu buffet, kita juga bisa memesan makanan di daftar menu mereka. Selain makan malam, saya juga memesan teh talua (teh telur) yang sudah dikenal luas sebagai minuman khas Sumbar. Rasanya manis, menghangatkan dan tidak amis.
"Untuk makanan, kita memang banyak menyediakan masakan khas Minang, tapi selain itu ada menu nasional dan internasional juga. Begitu juga kalau ada yang bikin acara di sini, ada juga yang minta masakan western kayak pasta dan cake, bisa kita sediakan juga," terang Feri.
Advertisement
Minang's Corner
Selain itu, para tamu juga bisa memesan makanan lewat room service selama 24 jam. Di bagian luar restoran, rencananya akan dijadikan semacam bar dengan menampilkan live music di malam hari.
"Kita nanti bakal ada live music di luar restoran ya semacam bar, tapi tetap nggak ada minuman alkohol. Rencananya nanti live music akustik membawakan lagu-lagu Top 40. Tapi kalau ada tamu yang mau request lagu-lagu Minang juga bisa," ungkap Feri.
Seperti hotel lainnya, Hotel Balairung juga menyediakan ruangan untuk berbagai acara mulai dari rapat, pesta ulang tahun sampai resepsi pernikahan. Ada 13 meeting dan dua ballroom tersedia dari kapasitas untuk 5 sampai 500 orang
"Kalau weekend pastinya ballroom kita sering dipakai untuk wedding, tapi yang lebih ramai justru di weekday karena ada banyak acara dan biasanya banyak juga yang menginap di sini. Makanya kamar kita biasanya lebih ramai di hari biasa tapi di weekend juga lumayan ramai, terutama keluarga," tutur Feri.
Meski begitu, ia mengakui wabah corona Covid-19 yang semakin meluas terutama di Jakarta, membuat tamu jadi berkurang. Mereka pun berharap wabah ini bisa cepat mereda dan berlalu.
Setelah menyantap makan malam, saya kembali ke kamar untuk beristirahat. Sebelum tertidur, saya kembali melihat-lihat siaran televisi satelit.
Pagi harinya, saya kembali ke Dapua Restoran untuk menikmati breakfast. Seperti biasa, ada berbagai pilihan makanan dan minuman.
Bedanya, ada menu khusus Minang’s Corner yaitu berupa masakan khas Minang. Ada dua jenis lauk dan bubur kampiun yang tentunya sudah banyak dikenal. Meski begitu, bubur kampiun di tempat ini rasanya pas dan tidak terlalu manis.
Saran saya, buat yang kurang suka manis, jangan terlalu banyak menuangkan gula untuk bubur sumsumnya. Menu lain ada bubur ayam, sereal, aneka kue, egg corner dan nasi goreng kunyit.
Menu yang terakhir ini cukup unik dan beda. Saya sampai menambah beberapa sendok nasi goreng khas minang yang gurih ini sebelum menutup sarapan dengan buah-buahan segar.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement