Sukses

Cara Mengatasi Rasa Cemas dan Kesepian di Tengah Krisis Corona COVID-19

Selama pandemi corona COVID-19, tak dapat dipungkiri kecemasan dan rasa khawatir selalu saja menghantui.

Liputan6.com, Jakarta - Pembaruan berita terus dihadirkan terkait merebaknya corona COVID-19 di seantero jagat. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan dengan menjaga jarak sosial atau mengisolasi diri dan situasi kini dapat berdampak pada kesehatan mental.

Dilansir dari People, Senin (30/3/2020), menurut Google, pencarian untuk "kesepian" saat ini telah mencapai tingkat tertinggi sejak mulai dicari sejak 2004 lalu.

Sementara, para ahli epidemologi menekankan jarak sosial seperti membatalkan acara, menutup sekolah, membatasi kontak ke orang-orang, dirasa sangat penting untuk mengurangi penyebaran Corona COVID-19 dan mengurangi tekanan pada layanan kesehatan yang memperburuk rasa kesepian.

Di satu sisi, virus corona COVID-19 tidak dapat dihindari dan mendominasi obrolan dan juga berita. Metode pelarian seperti olahraga dan hiburan tidak lagi menjadi pilihan lantaran setiap acara ditunda, restoran, bar, hingga bioskop ditutup.

Semuanya mengarah pada peningkatan stres dan kecemasan. Dr. Kevin Gilliland, seorang psikolog klinis memberikan penjelasannya.

"Situasi dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi adalah tempat berkembang biak bagi kecemasan dan kecemasan yang berlebihan," ungkap Kevin.

Wabah Corona COVID-19 disebutnya sangat menantang karena memiliki lapisan ketidakpastian. "Ini adalah virus baru dan para ahli harus dengan cepat mempelajari bagaimana ia bertindak dan bergerak dalam suatu komunitas," tambahnya.

"Masih ada beberapa ketidakpastian tentang apa yang kita lakukan sebagai individu untuk mencegahnya. Jika Anda sakit, mungkin sulit untuk mengetahui apakah Anda memiliki alergi yang buruk, flu atau virus corona," kata Kevin.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perhatikan 3 Hal Penting

Sang psikolog menambahkan, penting untuk menjaga kebiasaan sehat saat ini. Tidak hanya untuk menghindari sakit, tetapi juga meningkatkan kesehatan mental.

"Fokus pada tiga pilar utama kesehatan yakni tidur adalah kekuatan, makanan adalah bahan bakar, gerakan adalah obat. Itu harus menjadi pedoman Anda untuk sistem kekebalan tubuh yang sehat. Cek tidur Anda dan pastikan dapat kualitas dan jumlah tidur yang baik," katanya.

Disebutkan Kevin, makanan yang baik adalah sumber vitamin dan mineral terbaik yang membangun tubuh dan sistem kekebalan tubuh. Tubuh dibangun untuk bergerak, terus bergerak dan coba diselingi dengan olahraga beberapa kali dalam seminggu.

Dr. Robin Gurwitch, psikolog dan profesor di Duke University Medical Center menyarankan agar orang mempertahankan rutinitas sebanyak mungkin, terutama bagi mereka yang memiliki anak-anak.

"Itu berarti waktu tidur waktu makan, dan aturan perilaku. Istirahat yang baik dan makan sehat adalah penting untuk kesehatan secara keseluruhan," ungkapnya.

Lalu, Kevin juga mengatakan penting untuk menghindari kebosanan atau isolasi sebanyak mungkin. Kebosanan meciptakan kekhawatiran dan kecemasan bertambah.

"Sangat penting kita tetap aktif secara fisik dan mental. Padukan secara fisik cobalah workout baru, keluar rumah, gunakan aplikasi untuk berolahraga dan secara mental menonton TV atau pembelajaran online, membaca buku, mulai melukis," katanya.

"Jangan membuat kesalahan dengan berpikir bahwa rekomendasi untuk menjauh dari orang-orang dan pertemuan besar berarti bahwa kita harus tinggal di kamar kami. Lihatlah untuk keluar, apakah itu duduk di balkon Anda, pergi untuk berkendara dengan jendela Anda turun, pergi untuk lari jejak atau naik sepeda," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Video Terkini