Liputan6.com, Jakarta - Angela Primachenko tengah hamil 33 minggu saat ia dinyatakan positif corona COVID-19 pada 24 Maret 2020.
Mengutip laman Today, Kamis, 16 April 2020, delapan hari setelah dites, perempuan berusia 27 tahun tersebut berjuang untuk hidupnya menggunakan ventilator ketika dalam keadaan koma.
Di momen yang sama, Primachenko melahirkan putrinya setelah dokter di Legacy Salmon Creek Medical Center menginduksi persalinan supaya perempuan asal Vancouver, Washington, Amerika Serikat tersebut lebih banyak kesempatan berjuang, juga melindungi buah hatinya.
Advertisement
Baca Juga
"Saya merasa seperti meraih keajaiban," kata Primachenko pada Sheinelle Jones di Today Monday. Ia menceritakan tak lagi memakai ventilator sejak 6 April 2020 lalu.
"Jelas tidak ada yang menyangka bahwa saya akan sakit. Jadi tidak, sama sekali tidak, saya tidak berharap melahirkan anak saya. Setelah semua obat, saya bangun dan tiba-tiba saya tidak berperut besar lagi. Itu sangat mengejutkan," lanjutnya.
Primachenko keluar dari rumah sakit pada Sabtu, 13 April 2020 dan belum dapat memegang bayinya yang tetap berada di unit perawatan intensif neonatal. Ia telah melihat putrinya yang dinyatakan negatif corona COVID-19 melalui FaceTime.
Primancheko mengatakan, ia harus melakukan dua tes langsung dengan hasil negatif corona COVID-19 sebelum diizinkan menengok bayinya di NICU.
Momen Tak Terlupa
Suami Primachenko, David, setelah dinyatakan negatif COVID-19, dapat menggendong putrinya di NICU. Sedangkan, Primachenko sendiri tidak yakin di mana ia kemungkinan tertular corona. Adik kembarnya, Oksana Luiten, memberi kabar pada keluarga dan teman soal Primachenko.
Angela Primachenko bercerita punya momen tak terlupakan ketika keluar dari unit perawatan intensif.
"Semua orang bertepuk tangan meriah dan bertepuk tangan saat saya keluar dari ICU, sangat menakjubkan dapat meninggalkan ICU, itu rahmat Tuhan," katanya.
Primachenko berharap kisahnya dapat memberi pesan positif selama masa-masa sulit. "Ada harapan, bahkan di hari-hari tersulit dan di masa tersulit, dan Anda dapat mengandalkan Tuhan, orang-orang sekitar, juga komunitas," kata Primachenko .
"Jumlah komunitas dan orang-orang yang berdoa untuk saya sungguh sulit dipercaya. Saya terpesona dan sangat bersyukur," tambahnya.
Primachenko memberi nama putrinya, Ava, yang juga memiliki arti khusus, terutama setelah semua yang dialami. "Itu berarti 'nafas kehidupan'. Jadi, dia nafas kehidupan baru kita," tutur Primachenko.
Advertisement