Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 telah menyebar ke banyak negara. Sampai Kamis, 16 April 2020, menurut data dari CNN Health, setidaknya ada 211 negara di berbagai belahan dunia telah ditemui kasus positif corona.
Namun masih ada beberapa negara yang tidak terkena virus Corona. Salah satunya adalah Vanuatu. Negara di Samudra Pasifik, tepatnya sebelah timur Australia ini, belum melaporkan satu pun kasus positif COVID-19.
Vanuatu merupakan negara kepulauan dengan 80 pulau yang membentang di sepanjang timur laut Kaledonia Baru. Dengan populasi hanya 300 ribu penduduk, Vanuatu menjadi negara di Pasifik yang tidak terpapara wabah Corona, bergabung dengan Tonga, Samoa, Kepulauan Solomon dan Tuvalu.
Advertisement
Baca Juga
Kondisi negara kepulauan yang jauh dari pusat penyebaran corona diyakini menjadi faktor kenapa Vanuatu masih aman dari penyakit yang telah menewaskan 119 ribuan orang di seluruh dunia itu.
Meski begitu pemerintah Vanuatu tetap melakukan sejumlah langkah pencegahan agar corona tak sampai masuk ke negaranya. Pada 12 Aoril 2020, sekitar 62 orang baru saja menyelesaikan masa karantina di sebuah resor selama 14 hari di Port Villa, ibu kota Vanuatu.
Mereka merupakan warga Port Villa yang harus menjalani karantina diri usai bepergian dari Sydney, Australia, sesaat sebelum Vanuatu menutup semua perbatasan masuk dan keluar kepulauan.
Kapal pesiar pun telah dilarang bersandar di sepanjang perairan Vanuatu. Maskapai mereka, Air Vanuatu, menutup penerbangan masuk dan keluar negara tersebut. Banyak pula restoran dan hotel yang secara sukarela menutup bisnis mereka.
Ancaman Besar bagi Negeri Terpencil
Pemerintah Vanuatu pun memberlakukan jam malam. Beberapa restoran dan pelayanan publik hanya diperbolehkan beroperasi hingga pukul 19.30. Sedangkan warga dilarang keluar rumah mulai pukul 21.00 malam sampai 4.00 pagi.
Langkah pencegahan lainnya, pemerintah mewajibkan toko, bank dan restoran menyediakan tempat cuci tangan di depan gedung mereka. Tempat cuci tangan berbentuk dispenser plastik dengan keran portabel serta sabun cair.
Langkah pencegahan ini dilakukan demi melindungi warga Vanuatu dari paparan virus. Sebagai negara terpencil, corona bisa menjadi ancaman besar, karena keterbatasan rumah sakit dan tenaga medis.
"Sebagai seorang ayah dan penduduk negara ini, saya sangat khawatir. Kami tidak punya fasilitas memadai untuk mengendalikan virus itu. Kami bahkan tidak punya cukup air untuk cuci tangan," ucap Kalfau Moli, salah seorang warga Vanuatu, seperti dilansir dari laman The Guardian.
Juru bicara tim penanggulangan COVID-19 Russel Tamata juga menyatakan terpaksa melakukan tindakan preventif cukup agresif, mengingat Vanuatu bukan merupakan negara dengan fasilitas kesehatan terbaik. Bahkan bisa dibilang punya banyak keterbatasan.
Advertisement
Termasuk Negara Paling Bahagia
"Kita tahu cara penyebaran virus dan jika melihat budaya dan bagaimana masyarakat kami hidup, bisa menguntungkan bagi (penyebaran) virus ini. Kalau sampai masuk, maka akan jadi bencana. Dalam titik ini, kami harus jaga perbatasan dengan ketat," ungkapnya.
"Ketakutan kami jika virus (corona) sampai masuk Vanuatu, penyebarannya bisa terjadi sangat cepat dan kami tidakpunya sumber daya dan fasilitas untuk mengatasinya. Sedikit saja kesalahan akan berpengaruh sangat buruk bagi kami," lanjutnya.
Terlepas dari minimnya fasilitas kesehatan dan kekhawatiran pemerintahnya akan bahaya corona, Vanuatu merupakan salah satu negara paling bahagia. Mereka termasuk dalam empat besar negara paling bahagia di dunia.
Gelar ini didapatkan berdasarkan penilaian dari Happy Planet Index yang melihat dari sejumlah kategori, mulai dari kesejahteraan bangsa, angka harapan hidup, tingkat kesenjangan dan ekologi.
Masyarakat Vanuatu tentu berharap tetap bisa mempertahankan statusnya hingga pandemi ini berakhir. Selain sebagai negara paling bahagia, juga sebagai negara yang tidak terkena corona Covid-19.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement