Gara-Gara Corona Covid-19, Yunani Ditutup bagi Wisatawan hingga Pertengahan Mei

Mykonos, Yunani (LOUISA GOULIAMAKI / AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 berdampak pada berbagai sektor, tidak terkecuali industri pariwisata. Lockdown hingga pelarangan penerbangan jadi upaya yang dilakukan pemerintah berbagai negara guna mencegah penyebaran.

Dilansir dari The Sun, Minggu, 19 April 2020, Yunani menutup pintunya untuk wisatawan paling cepat hingga pertengahan Mei. Hal ini dilakukan setelah perpanjangan larangan penerbangan ke dan dari Inggris di tengah pandemi.

Negara ini kemungkinan terlarang untuk wisatawan selama setidaknya satu bulan lagi. Hal tersebut adalah skenario yang bagi, demikian kata para pejabat. Secara tradisional, musim turis dimulai dengan Orthodox Easter yang tahun ini jatuh pada 19 April.

"Kami mungkin melihat Juni paling awal," kata vice-president Hellenic Chamber of Hotels, Christina Tetradis.

Inggris adalah satu di antara enam negara yang terkena dampak larangan yang diumumkan otoritas penerbangan sipil sebagai upaya untuk pencegahan corona Covid-19.

Penerbangan ke dan dari Jerman, Belanda, Italia, Spanyol dan Turki juga disertakan. Hal ini berarti harapan untuk mencapai Yunani melalui salah satu dari negara-negara itu juga tidak mungkin.

2 dari 3 halaman

Dampak pada Pariwisata

Ilustrasi tempat tidur di kamar hotel. (dok. pexels.com/Engin Akyurt)... Selengkapnya

Diperkirakan empat juta orang Inggris mengunjungi hotspot Mediterania tahun lalu, sejauh ini merupakan pasar terbesar di negara itu. Sebagai akibat dari ketergantungannya pada pariwisata, ekonomi Yunani diperkirakan akan terpukul lebih parah daripada anggota eurozone lainnya.

Pembatalan besar-besaran bisa membuat lebih dari separuh semua hotel bangkrut dengan para pejabat industri mengatakan sekarang hampir tidak mungkin untuk menarik 31 juta wisatawan yang mengunjungi Yunani tahun lalu, lebih dari dua kali lipat jumlah yang turun di negara itu pada 2009.

Minggu ini, penelitian Institute of Tourism memperkirakan bahwa sebanyak 65 persen hotel cenderung menyatakan kebangkrutan sebagai akibat dari darurat kesehatan masyarakat.

"Pariwisata saat ini berada di titik nol. Hotel mengirimkan SOS, " kata Alexandros Vasilikos, kepala Chamber of Hoteliers.